PENGETAHUAN LOKAL PEMANFAATAN SATUAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT DESA SAMBORI KABUPATEN BIMA. NTB

Main Author: RIJAL, SYAMSUL
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/21952/1/jiptummpp-gdl-syamsulrij-42453-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/21952/
Daftar Isi:
  • Masyarakat desa Sambori merupakan masyarakat yang hidup dibukit dan lereng Gunung Lambitu Kabupaten Bima Nusa tenggara Barat memanfaatkan sumberdaya alam yang disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan mengambil hasil hutan, bercocok tanam dilahan pertanian, beternak serta berladang dipegunungan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan lokal masyarakat sambori dalam pemanfaatan satuan lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Desa Sambori Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima NTB pada bulan Januari sampai Februari 2015. Metode penelitian ini ialah metode deskripsi etnografis melalui wawancara dan studi literarur. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik snowball (bola salju) dengan terlebih dahulu menentukan informan kunci (Key Informan) yang dianggap memiliki kecukupan informasi mengenai masyarakat dan kebudayaan di daerah penelitian. Analisis data dilakukan dengan analisis etnografis yaitu pencarian makna budaya dengan menggunakan bahasa komunikasi atau istilah yang digunakan oleh masyarakat setempat dengan analisis deskripsi. Hasil penelitian ialah Pengetahuan masyarakat Sambori dalam memanfaatkan satuan lingkungannya memiliki nilai-nilai kelestarian terhadap satuan lingkungan yang dimanfaatkan seperti adanya pengetahuan atau kepercayaan untuk memelihara sumber air, tidak menebang pohon besar dan adanya kesepakatan secara turun temurun untuk tidak menebang hutan primer (woha arak) untuk dijadikan tegalan (oma). Pembagian satuan lingkungan oleh masyarakat Sambori secara garis besar terdiri dari Rasa (pemukiman), Bangga (Sawah), Woha Arak (Hutan), So (kawasan luas), oma (tegalan). Selain Rasa (pemukiman) kawasan yang memiliki nilai penting yang kedua adalah So (kawasan luas) karena So merupakan suatu daerah atau kawasan yang memiliki nilai guna pemanfaatan yang paling besar untuk kegiatan bertani dan berladang. Setiap So terdiri dari beberapa areal Bangga (sawah) serta beberapa luasan oma (tegalan )digunakan.