RESPON TIMOR LESTE TERHADAP PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AMERIKA SERIKAT DI DARWIN (Analisis Perilaku Small State Terhadap Sumber Ancaman Great Powers)
Main Author: | JUSRIANTO, MUHAMMAD |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/21590/1/jiptummpp-gdl-muhammadju-39230-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/21590/2/jiptummpp-gdl-muhammadju-39230-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/21590/ |
Daftar Isi:
- Penilitian ini diorientasikan untuk mengetahui dan memahami ketidak fleksibel-an darikonsepsi Balance of Threat yang meyakiniketika sebuah negaraberhadapan pada Source of Threat akan menentukan pilihan, jika bukan Balancing maka Bandwagoning. Study case dalam menggoyang asumsi teoritis Balance of Threat tersebut adalah Proyek Pembangunan Pangkalan Militer AS di Darwin, Australia Utara, yang teridentifikasi menjadi Source of Threat bagi Timor Leste sebagai Small State. Untuk itu, dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis yaitu mendeskripsikan fenomena secara jelas dan kemudian menganalisanya. Selain melakukan klasifikasi variabel dependen (Respon Timor Leste) dan variabel independen (Pembangunan Pangkalan Militer AS di Darwin), penulis juga menggunakan intervening variabel (Rivalitas AS versus China di Asia-Paisifik khususnya di Timor Leste). Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian yang bersifat studi pustaka yang bersumber dari data sekunder yakni menggunakan berbagai macam literatur. Penelitan ini telah membuktikan bahwaTimor Leste sebagai small state yang teridentifikasi berhadapan Source of Threat dari Pangkalan Militer AS di Darwin, tidak melakukan aliansi baik dalam bentuk Balancing maupun Bandwagoning. Timor Leste lebih memilih jalan lain yaitu mempererat kerjasama baik kepada AS (Pemilik Source of Threat di Darwin) maupun kepada China sebagai rival AS dalam kontestasi di Asia-Pasifik khususnya di Timor Leste. Behavior Timor Leste tersebut membentuk responnya yang lebih memilih bersikap Oportunis,dan hal tersebut menjadi buktibahwa Balance of Threat terbatasi ruang dan waktu yang berbeda danperubahan pola hubungan internasional.