PEMAKNAAN PESAN KOMUNIKASI PADA MEDIA TRADISIONAL SENI BANTENGAN (Studi Resepsi Pada Anggota Padepokan Gunung Ukir Di Kota Batu)

Main Author: Antiar, Arista Yosi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/21486/1/jiptummpp-gdl-aristayosi-38871-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/21486/2/jiptummpp-gdl-aristayosi-38871-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/21486/
Daftar Isi:
  • Komunikasi merupakan kebutuhan utama manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi tidak hanya dapat berlangsung secara verbal, namun juga bisa secara nonverbal. Hal itulah yang terlihat antara pelaku seni Bantengan dan para penontonnya. Walaupun sistem komunikasi mereka terbatas dengan komunikasi satu arah, namun dengan adanya simbol yang terdapat pada saat menampilkan media tradisional seni Bantengan membuat komunikasi diantara mereka tetap berjalan baik. Salah satu bentuk pemaknaan yang dilakukan oleh para anggota Padepokan Gunung Ukir ialah saat pelaku seni Bantengan mampu membuat para penontonnya mengerti akan maksud pesan yang akan disampaikan melalui gerakan, alur cerita dan juga karakter tokoh yang ada dalam pertunjukan seni Bantengan. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pemakanaan pesan komunikasi oleh anggota padepokan gunung ukir di Kota Batu pada media tradisional Bantengan. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan pesan komunikasi oleh anggota padepokan di kota batu pada media tradisional Bantengan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksi simbolik. Asumsi dari teori interaksi simbolik menjelaskan bahwa proses interaksi manusia selalu membutuhkan simbol-simbol tertentu yang berasal dari kesepakatan dalam lingkungan mereka. Interaksi simbolik merupakan percakapan atau gerak isyarat yang memerlukan proses berpikir atau mental. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Agustus-08 November 2014 di Padepokan Gunung Ukir yang beralamat di Desa Torong Rejo Tutup Krajan RT 05 RW 06 Kecamatan Junrejo Kota Batu, dengan menggunakan metode wawancara terstruktur dan dokumentasi. Subjek penelitian yang diambil adalah 13 orang yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. Dimana 13 orang tersebut diambil dengan cara purposive sampling, dengan kriteria anggota padepokan yang pernah menonton seni Bantengan, pernah ikut dalam pertunjukan kesenian yang ada di padepokan dan anggota padepokan yang bukan termasuk pelaku seni Bantengan. Setelah itu data yang telah diperoleh di uji keabsahan data dengan menggunakan metode triangulasi sumber. Dalam penelitian ini juga menggunakan metode Studi Resepsi dimana dalam studi resepsi makna yang ditemukan merupakan hasil pemaknaan teks media oleh audiens yang distudi. Beragam makna yang dihasilkan oleh audiens tersebut juga terkait dengan konsep khalayak aktif dimana audiens dilihat sebagai pihak yang lebih aktif dalam membuat keputusan mengenai bagaimana menggunakan media. Dalam studi resepsi audiens yang besifat aktif, bisa saja memaknai dan memposisikan diri sebagai pembaca dominan, negosiasi, bahkan sebagai oposisi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh data bahwa untuk mempermudah anggota padepokan dalam memahami media tradisional seni Bantengan, segala simbol, gerakan, alur cerita, dan pengkarakteran tokoh harus dibawakan secara baik. Dimana semua itu merupakan bagian penting dalam penyampaian komunikasi melalui media tradisional seni Bantengan dan mempermudah anggota padepokan dalam memaknai pesan yang ada dalam proses komunikasi tersebut. Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa anggota padepokan Gunung Ukir secara keseluruhan berada pada kategori khalayak yang dominan. Dimana mereka memiliki pemaknaan yang dominan mengenai pesan komunikasi yang ada pada media tradisional Bantengan. Pesan komunikasi yang didapat oleh anggota padepokan Gunung ukir melalui media tradisional Bantengan adalah tentang jiwa kepemimpinan dan solidaritanya. Pesan-pesan ini mereka dapatkan dari simbol-simbol yang ada pada media tradisional yaitu dari tokoh yang terlibat, gerakan-gerakan yang terkandung didalamnya, terutama dari alur ceritanya.