PEMAKNAAN AUDIENS TERHADAP PROGRAM TELEVISI “INDONESIA LAWAK KLUB” DI TRANS7 (Studi Resepsi Pada Warga RW 13 di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang)

Main Author: Puspita, Selly Kurnia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/21429/1/jiptummpp-gdl-sellykurni-38900-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/21429/2/jiptummpp-gdl-sellykurni-38900-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/21429/
Daftar Isi:
  • Dalam melakukan analisis resepsi masyarakat terhadap suatu acara televisi, dapat dilakukan melalui tiga aktivitas dalam diri pemirsa yang berlangsung secara simultan yakni membaca, memahami dan menafsirkan. Pembacaan atau‘readingÂ’ berarti ada sebuah teks yang terbentuk dari simbol-simbol visual dan yang lainnya di mana dari teks tersebut terbentuk suatu makna tertentu; di sini pemirsa televisi yang memiliki kemampuan di dalam mengonkonstruksi makna dari suatua cara tersebut; dan disitulah terjadi interaksi antara suatu bentuk acara dengan pemirsanya.Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui resepsi audiens terhadap program televisi “Indonesia Lawak Klub” di Trans7 (Studi Pada Warga RW 13 di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang). Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif dan menggunakan metode reception analysis. Tahap analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pertama adalah membuat transkrip dari keseluruhan hasil wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya, menganalisis isi keseluruhan dari hasil wawancara dan dokumentasi tersebut. Mulai dari membandingkan persamaan pandangan Subyek penelitian, perbedaan pendapat, pengalaman yang berbeda atau ide-ide inovatif sebagai masukan atau saran dari audience. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat empat Subyek yang masuk ke dalam kategori dominan (dominant hegemonic position), dimana pemirsa sejalan dengan program ILK dan secara penuh menerima makna yang terdapat pada program yang disajikan pada acara ILK Dalam hal ini adalah infroman Tatang Sarifudin Hananta, SE, Nurul Agustina Chusnah dan Arinta Desirisma, dimana subjek tersebut lebih dominan ke arah yang paling menerima secara langsung atau setuju dengan berbagai informasi dan hiburan yang terdapat pada program televisi “Indonesia Lawak Klub”. Menurut Subyek konsep program ILK ini diplesetkan dari program Indonesia Lawyer Club(ILC) yang dibawakan jurnalis senior Karni Ilyas di TVOne. Konsep acaranya dibuat mirip sedemikian rupa mulai dari setting tempat, pembawa acara, panelis, serta diskusi-diskusi yang dibicarakan sehingga dapat digunakan sebagai pilihan atau alternatif terhadap acara lawak seperti yang ada sekarang ini. Indonesia Lawyer Club(ILC) menurut Subyek benar-benar dapat memberikan hiburan yang segar dengan membandingkan suatu acara yang sama yang terdapat di program televise yang lain. Hanya terdapat dua Subyek dalam kategori negosiasi (negotiation code position), yaitu hanya yaitu Subyek Indrawanto dan Ida Hernaningsih, dimana menurut Subyek acara ILK berupaya untuk mendatangkan pelawak-pelawak dari berbagai generasi sehingga program acara tersebut dijadikan bukan hanya sekedar program komedi biasa. Menurut Subyek setiap peran yang ditampilkan harus mampu mendekonstruksi sebuah masalah yang dijadikan tema. Selain itu menurut Subyek bahasa yang digunakan harus diperbaiki, sehingga acara lawakan tersebut sering mendapatkan masalah seperti acara lawakan yang lain dan adanya kontrol diri harus dilakukan para pelawak harus dilakukan di ILK sehingga acara tersebut tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.Hasil analisis juga dapat diketahui Subyek yang masuk dalam kategori oposisi (oppositional code position) yaitu pada Subyek Yessy Kurnia Puspita dimana Subyek yang tidak sejalan dengan program dan menolak makna yang ditawarkan, dan kemudian menentukan frame alternatif sendiri di dalam menginterpretasikan pesan/program yang terdapat pada acara ILK dengan memberikan tangapan yang negatif atas keberadaan program Indonesia Lawyer Club(ILC). Menurut Subyek terdapat kelemahan terkait dengan bahasa yang digunakan, sehingga acara lawakan tersebut sering mendapatkan masalah seperti acara lawakan yang lain.