PRODUKTIFITAS BEBERAPA GENOTIP HASIL PERSILANGAN TANAMAN JARAK PAGAR ( Jatropha curcas L.) PADA PERIODE PANEN MUSIM PENGHUJAN TAHUN KE EMPAT
Main Author: | Syaefurridzal, Syaefurridzal |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/20915/1/jiptummpp-gdl-syaefurrid-42024-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/20915/2/jiptummpp-gdl-syaefurrid-42024-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/20915/ |
Daftar Isi:
- Tanaman jarak pagar sebagai salah satu penghasil bahan baku energi alternatif mulai mendapat perhatian di Indonesia sejak tahun 2006. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan energi di masa depan serta mengurangi ketergantungan terhadap energi yang berbasis fosil dan menggantinya dengan sumber energi lain yang ramah lingkungan dan tidak bersumber dari tanaman pangan yang dapat mengurangi konsumsi pangan. Potensi produksi jarak pagar yang sudah dilaporkan sejak tahun 2007 sampai dengan 2013 di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Penelitiaan ini merupakan penelitian lanjutan dari kajian produksi beberapa genotip hasil persilangan tanaman jarak pagar yang berpotensi produksi tinggi dan tahan cekaman kekeringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tingkat produksi beberapa genotip tanaman jarak pagar hasil persilangan pada periode panen musin penghujan tahun empat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan April 2015 di kebun percobaan desa Kedung Pengaron Pasuruan. Penelitian ini merupakan percobaan sederhana yang disusun dengan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan ulangan sebanyak empat kali. Perlakuan yang digunakan adalah 4 genotip tanaman hasil persilangan dan 2 tanaman pembanding. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F, uji Duncan dan uji korelasi. Secara umum pertumbuhan vegetatif dan produksi genotip-genotip hasil persilangan jarak pagar maupun tanaman pembandingnya berbeda tidak nyata, meskipun terdapat perbedaan nyata pada jumlah tandan dan berat kering 100 biji, dimana genotip 18 cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan genotipe lainnya. Tinggi tanaman, jumlah cabang sekunder, jumlah daun dan diameter kanopi berkorelasi nyata terhadap jumlah tandan buah per tanaman, tetapi jumlah buah per tanaman hanya berkorelasi nyata dengan tinggi tanaman. Berat kering biji per tanaman dipengaruhi oleh jumlah bunga betina (0,542*), jumlah buah per tanaman (0,959**) dan jumlah tandan buah per tanaman (0,851**).