TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN WANITA DI LPW KELAS II A MALANG

Main Author: Suryanto, Budhi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2004
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/19716/
Daftar Isi:
  • Kejahatan memang merupakan gejala masyarakat yang sangat mengganggu keterntraman, kedamaian serta ketenangan masyarakat yang seharusnya lenyap dari muka bumi ini, namun demikian seperti halnya siang dan malam, pagi dan sore, perempuan dan laki-laki, maka kejahatan tersebut tetap akan ada sebagai kelengkapan adanya kebaikan dan keburukan. Menariknya dalam perkembangan kejahatan itu ialah akhir-akhir ini tidak sedikit wanita-wanita yang terlibat dalam tindak kejahatan yang sebelumnya hanya lazim dilakukan laki-laki, misalnya ikut serta dalam penodongan, perampasan kendaraan bermotor, pembunuhan atau bahkan otak perampokan. Maka citra wanita yang seolah-olah lebih bertahan terhadap kejahatan, mulai pudar. Kenyataan ini menimbulkan keprihatinan di sementara kalangan wanita, sebab sampai sekarang secara diam-diam wanita dianggap sebagai benteng terakhir meluasnya kriminalitas. Di negara kita yang tercinta ini dalam upaya yang bertujuan menanggulangi kejahatan dengan sistem preventif dalam arti mengutamakan tindakan pencegahan. Di samping itu juga mengadakan penanggulangan yang bersifat represif dalam arti penyembuhan/memulihkan kembali kepada para pelanggar hukum untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Dengan mengingat betapa pentingnya pembinaan narapidana baik dalam lembaga maupun di luar lembaga, sebagai usaha positif dalam mencegah timbul dan berkembangnya kejahatan, maka sangatlah menarik untuk mengetahui pelaksanan pembinaan narapidana di dalam usahanya memperbaiki akhlak narapidana. Sebab di dalam kenyataannya di antara para pelaku perbuatan pidana adalah para wanita sebagai pembunuh dan masih banyak kejahatan-kejahatan yang dilakukannya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Pertama, Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan wanita melakukan kejahatan pembunuhan ?; Kedua, Upaya apa saja yang ditempuh oleh lembaga pemasyarakatan kelas II A Wanita Malang, untuk membina pelaku kejahatan pembunuhan, dalam rangka tercapainya tujuan sistem pemasyarakatan ?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis hasil penelitian lapangan yang berupa data belum dapat memberikan pemecahan terhadap permasalahan yang dibahas, untuk itu data tersebut perlu diolah, pengolahannya didasarkan pada hasil penelitian lapangan yang kemudian dipadukan dengan yang didapat dari penelitian kepustakaan yang tujuannya adalah mendapatkan jawaban dari permasalahan yang ada. Hasil penelitian di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Malang bahwa dari 30 orang narapidana sebagai sample semuanya mempunyai masalah pembunuhan, diketahui 23 orang berusia 21 tahun hingga 35 tahun, 17 orang tidak berpendidikan atau buta huruf, 7 orang tidak menjalani ibadah, 16 orang berasal darikeluarga besar, 21 orang berpenghasilan kurang dari tiga ratus ribu rupiah hingga lima ratus ribu rupiah. Sedangkan faktor penyebab lain yang dikarenakan balas dendam yaitu 7 orang (23,4%), karena cemburu pada suami 6 orang (20%, karena kecewa atau malu 6 orang (20%) dan selebihnya karena depresi sejumlah 11 orang (36,6%) Selanjutnya mengenai pola pembinaan di dalam lembaga pemasyarakatan ada dua cara pembinaan, yaitu : Pertama, Pembinaan kepribadian terdiri dari: Pembinaan kesadaran beragama, Pembinaan kesadaran berbangsa, Pembinaan kemampuan intelektual, Pembinaan kesadaran hukum, dan Pembinaan sosial; Kedua, Pembinaan kemandirian, yang diberikan melalui program: Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri, Keterampilan untuk mendukung usaha industri kecil, Keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakat masing-masing, Keterampilan untuk mendukung usaha industri atau pertanian dan perkebunan.