HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DENGAN TIMBULNYA GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN Study tentang Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia 0-6 Bulan dengan Timbulnya Gangguan Saluran Pencernaan Di Puskesmas Desa Padomasan Kecamatan Jombang Kabupaten Jember

Main Author: WAHYUNINGTYAS, IKA ROSALIN
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2005
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/18814/
Daftar Isi:
  • Kebutuhan gizi bayi baru lahir yang sehat sangat bervariasi dan pemberian makanan ASI saja pada bayi usia 0 - 6 bulan sebetulnya cukup karena memang itulah makanan pokoknya tapi merupakan kebiasaan dikampung-kampung untuk memberi makanan tambahan pada bulan pertama setelah bayi dilahirkan yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan saluran pencernaan. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0 - 6 bulan dengan timbulnya gangguan saluran pencernaan. Metode: Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dan dua variabel (bebas dan terikat). Pengambilan sampel secara purposive sampel, 30 bayi yang berusia 0 - 6 bulan direkruit sebagai sampel dalam penelitian. Pemberian makanan tambahan diukur dengan menggunakan kuesioner. Lokasi penelitian ini di Puskesmas Desa Padomasan Kecamatan Jombang Kabupaten Jember. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden telah memberikan makanan tambahan pada bayi saat usianya kurang dari 6 bulan, sebanyak 28 responden menyatakan bahwa terjadi gangguan saluran pencernaan yang meliputi diare dan muntah sebanyak 93,3 % sedangkan yang megalami sembelit dan perut kembung sebanyak 86,7 %. Setelah dilakukan analisa data diperoleh nilai r = 0,735. Nilai tersebut berdasarkan indeks korelasi terletak antara 0,600 - 0,800. Kesimpulan: Dari nilai koefisien korelasi dapat disimpulkan bahwa pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0 - 6 bulan mempunyai hubungan yang cukup terhadap timbulnya gangguan saluran pencernaan. Yang penting untuk diimplementasikan adalah mengetahui waktu pemberian ASI dan PASI sesuai dengan usia balita.