Do'a Sebelum dan Sesudah Makan

Main Author: Majelis Tarjih, PP Muhammadiyah
Format: Article PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/18029/1/34%20Doa.pdf
http://eprints.umm.ac.id/18029/
Daftar Isi:
  • Berdasarkan kaidah ilmu musthalah al-hadits, memang benar bahwa hadis tentang doa sebelum dan sesudah makan seperti yang bapak tanyakan di atas termasuk kategori hadis lemah (dha’if). Sebab dalam rangkaian sanad hadis tersebut terdapat seorang rawi bernama Muhammad bin Abu Zu’aizi’ah, yang dianggap lemah oleh para imam ahli hadis, antara lain; Imam al-Bukhari dalam kitabnya Al-Tarikh al-Kabir jilid satu halaman 88, Imam Abu Nu’aim Al Ashfahani dalam kitabnya Adh-Dhu’afa, Imam Ibnu Hibban Al Busti dalam kitabnya Al-Majruhin, Abu Hatim ar-Razi dan Ibn Abi Hatim Ar-Razi dalam kitab ‘Ilal Al hadits dan kitab Al-Jarh wa A- Ta’di, Al-Hafizh Muhammad bin Thahir Al-Maqdisi dalam kitab Dzakhirah Al-Huffaz, seluruhnya mengatakan bahwa Ibnu Abi Zu’aizi’ah adalah rawi yang lemah (dha’if), munkar dan hadisnya tersebut tidak diperhitungkan. Bahkan Al-Hafizh Muhammad bin Thahir Al-Maqdisi dalam kitab Ma’rifah At-Tadzkirah lil Ahadits al-Maudhu’ah beliau mengatakan bahwa Ibn Abi Zu’aizi’ah adalah dha’if, hadisnya mungkar, dajjal (pendusta besar) dan tidak berhak dijadikan hujjah.