Dakwah Muhammadiyah dalam Arus Globalisasi
Main Author: | Asy'ari, Deni al |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Humas UMM
, 2005
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/179/1/Dakwah_Muhammadiyah_dalam_Arus_Globalisasi.ps http://eprints.umm.ac.id/179/ |
Daftar Isi:
- Organisasi Muhammadiyah, kini sedang melangsungkan Muktamar ke-45 di Malang, Jatim, 3-8 Juli 2005. Muktamar kali ini mengangkat tema "Jelang Satu Abad Muhammadiyah; Tajdid Gerakan untuk Pencerahan Peradaban". Tentunya pesta demokrasi yang akan dilakukan oleh perserikatan Muhammadiyah ini bukan sekadar agenda rutinan yang mesti dilalui, namun lebih dari itu, bagaimana pada pelaksanaan Muktamar kali ini, Muhammadiyah dalam usianya yang relatif matang dapat melahirkan bentuk gagasan dan ide baru yang dapat memberikan kontribusi bagi perbaikan bangsa dan peradaban kemanusiaan kita ke depan. Setidaknya sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah perlu kembali mereformulasikan konsep dakwah yang bersifat acceptable. Sebagaimana khittah dasarnya, Muhammadiyah sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, 18 November 1912 telah menisbahkan sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar yang menyerukan kepada masyarakat luas agar berbuat baik dan meninggalkan segala bentuk kebatilan. Gerakan dakwah Muhammadiyah merupakan usaha untuk menciptakan keadaan masyarakat yang lebih baik sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dalam semua bidang kehidupan. Oleh sebab itu, gerakan dakwah ini telah menjadi salah satu identitas bagi organisasi Muhammadiyah dalam gerakannya. Sebagai organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan terbesar setelah Nahldatul Ulama (NU) di Tanah Air, Muhammadiyah menyadari bahwa dakwah yang selama ini menjadi bagian dari gerakannya, dalam memainkan peran dan fungsi ikut membangun bangsa tentu bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana. Apalagi melihat kehidupan kita dewasa ini yang penuh dengan rekayasa global. Perkembangan pengetahuan dan alat-alat teknologi yang semakin canggih membuat arus informasi dan komunikasi bergerak sangat cepat dari sebuah bangsa ke bangsa lain, melewati benua dan samudera.