Menyikapi Teror dan Cuci Otak NII

Main Author: Koran Suara Merdeka, Suara Merdeka
Format: Article PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/17423/1/2274-id.pdf
http://eprints.umm.ac.id/17423/
Daftar Isi:
  • Bendera Negara Islam Indonesia (NII) berupa simbol bulan bintang di atas dasar warna merah putih, hampir tak pernah berkibar. Namun jejak gerakan ini timbul tenggelam, dan kini seantero negeri kembali digegerkan oleh rentetan peristiwa yang diduga kuat berkaitan dengan NII. Teror bom buku dan rencana bom di Serpong, Tangerang, mengiringi geger aksi hipnotis, cuci otak, dan penculikan mahasiswa di kampus-kampus. Pepi Fernando, dalang teror bom itu, sudah ditangkap. Para korban cuci otak pun memberi kesaksian. Dua dari empat mahasiswa Universitas Airlangga sebagai korban cuci otak, mengaku telah menyetor dana untuk “perjuangan NII” masing-masing Rp 30 juta. Sementara enam mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang tekor Rp 100 juta. Menurut catatan, mahasiswa ITB paling banyak direkrut oleh jaringan NII. Sasaran dan metode perekrutan melalui tiga cara, yaitu pendekatan dari pintu ke pintu untuk masyarakat umum, lewat iming-iming pekerjaan untuk kalangan buruh, dan melalui kegiatan diskusi untuk mahasiswa di kampus.