Sensasi Ngeleng ke Gua Celeng
Main Author: | Koran Surya, Surya |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/17093/1/2190-id.pdf http://eprints.umm.ac.id/17093/ |
ctrlnum |
17093 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://eprints.umm.ac.id/17093/</relation><title>Sensasi Ngeleng ke Gua Celeng</title><creator>Koran Surya, Surya</creator><subject>UMM In The Online Media</subject><description>GUA celeng ini dibuat oleh celeng yang dia dihuni hingga sekarang. Itu penjelasan Jauhari, anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdari) Pulau Giliyang, saat memandu kami mengunjungi Gua Celeng akhir November 2014 silam. Jauhari menambahkan, sejatinya gua Celeng sudah ada sejak masa Kerajaan Majapahit, namun masyarakat baru berani menelusurinya tahun 2011, dan sejak itu pengelolaan juga dilakukan.
Gua di Pulau Giliyang, Desa Banraas, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep ini memiliki panjang 400 meter, dengan empat pintu. Pintu pertama, dihiasi tetesan air membentuk stalaktit dan stalakmit, serta sajian lorong gua yang memiliki banyak jalan penghubung. Bila tidak bersama pemandu jangan coba-coba menelusuri gua ini!</description><date>2014</date><type>Journal:Article</type><type>PeerReview:PeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://eprints.umm.ac.id/17093/1/2190-id.pdf</identifier><identifier> Koran Surya, Surya (2014) Sensasi Ngeleng ke Gua Celeng. Sensasi Ngeleng ke Gua Celeng. </identifier><recordID>17093</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Journal:Article Journal PeerReview:PeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Koran Surya, Surya |
title |
Sensasi Ngeleng ke Gua Celeng |
publishDate |
2014 |
topic |
UMM In The Online Media |
url |
http://eprints.umm.ac.id/17093/1/2190-id.pdf http://eprints.umm.ac.id/17093/ |
contents |
GUA celeng ini dibuat oleh celeng yang dia dihuni hingga sekarang. Itu penjelasan Jauhari, anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdari) Pulau Giliyang, saat memandu kami mengunjungi Gua Celeng akhir November 2014 silam. Jauhari menambahkan, sejatinya gua Celeng sudah ada sejak masa Kerajaan Majapahit, namun masyarakat baru berani menelusurinya tahun 2011, dan sejak itu pengelolaan juga dilakukan.
Gua di Pulau Giliyang, Desa Banraas, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep ini memiliki panjang 400 meter, dengan empat pintu. Pintu pertama, dihiasi tetesan air membentuk stalaktit dan stalakmit, serta sajian lorong gua yang memiliki banyak jalan penghubung. Bila tidak bersama pemandu jangan coba-coba menelusuri gua ini! |
id |
IOS4109.17093 |
institution |
Universitas Muhammadiyah Malang |
institution_id |
136 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang |
library_id |
546 |
collection |
UMM Institutional Repository |
repository_id |
4109 |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
repoId |
IOS4109 |
first_indexed |
2017-03-21T02:43:50Z |
last_indexed |
2017-03-21T02:43:50Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1675924226407661568 |
score |
17.538404 |