POLA KONSUMSI DAN KEMANDIRIAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI DI DESA BOCEK KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

Main Author: Ummatun, Ummatun
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/15037/
Daftar Isi:
  • Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling pokok bagi manusia untuk memenuhi dan mempertahankan hidup serta kehidupan di muka bumi. Sebagai makhluk sosial yang bernyawa, manusia tidak mungkin dapat melangsungkan hidup dan kehidupannya untuk berkembang dan bermasyarakat tanpa adanya pangan. Karena pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia disamping sandang dan papan, kebutuhan akan pangan menjadi sangat penting untuk diperhatikan, maka dari itu, perlu adanya kemandirian pangan. Kemandirian pangan yaitu terpenuhinya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya yang aman, merata serta terjangkau oleh seluruh rumahtangga. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana pola konsumsi pangan rumahtangga tani di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang; (2) Berapa besar tingkat kemandirian pangan bila di nilai dari proporsi usahatani yang ditanam dan yang dihasilkan dari luar usahatani tersebut. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode secara sengaja (purposive sampling), dengan jumlah sampel sebanyak 40 rumahtangga. Data yang digunakan meliputi data primer yang dilakukan dengan cara wawancara berdasarkan pertanyaan yang telah disusun dalam kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari ketiga sumber pendapatan yaitu sektor pertanian (on farm), Masih dalam lingkup pertanian (off farm) dan Sektor non pertanian (non farm) dapat diketahui bahwa pendapatan sektor pertanian masih dominan di Desa Bocek tersebut. Hal ini dilihat dari prosentase pendapatan sektor pertanian yang lebih tinggi dari pada sektor non pertanian. Sedangkan untuk pola konsumsi pangan rumahtangga petani di Desa Bocek untuk karbohidrat dapat dikatakan sudah memenuhi standar angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan.Kemudian untuk konsumsi protein (lauk pauk hewani dan lauk pauk nabati) dan lemak rata-rata mengalami kekurangan dalam mengkonsumsinya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya kilo kalori yang dikonsumsi masyarakat di Desa Bocek yaitu sebesar 7,107 kkal/hari, dibandingkan dengan kilo kalori yang dianjurkan oleh angka kecukupan gizi (AKG) sebesar 800 kkal/hari. Kemudian untuk mengetahui tingkat kemandirian pangan dapat dilihat dari besarnya prosentase yang dikonsumsi dan yang dijual. Dimana, jumlah prosentase yang dikonsumsi dalam rumahtangga sebesar 52,42% dan jumlah prosentase yang dijual sebesar 47,48%. Berarti masyarakat di Desa Bocek mengalami surplus beras (kelebihan beras). Sehingga cadangan untuk konsumsi masyarakat masih tersedia dalam jumlah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan surplus beras (kelebihan beras) mengakibatkan masyarakat akan mandiri dan terhindar dari kelaparan.