Jaringan Joki PMB Beraksi di Empat Kota
Main Author: | regional, kompas |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/14274/ http://www.umm.ac.id/arsip/id-arsip-koran-1304.pdf |
Daftar Isi:
- MALANG, KOMPAS.com — Jelang Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2013, jasa joki pun berkeliaran menawarkan jasa. Setidaknya, mereka diduga kuat beroperasi di empat kota yang terdapat perguruan tinggi favorit. Empat kota itu adalah Malang, Surabaya, Solo, dan Yogyakarta. Hal itu terungkap dalam pengakuan 31 joki yang diamankan saat pelaksanaan tes PMB yang digelar Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, pada Senin lalu. Sindikat perjokian seleksi masuk perguruan tinggi diketahui melibatkan jaringan profesional. Para bandar sindikat perjokian juga merekrut kalangan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi ternama. "Dari pengakuan para joki yang diamankan UMM, jika ingin menjadi joki, harus dites dulu secara profesional. Jika lulus, bisa beroperasi menjadi joki yang membawahi banyak anggota calon mahasiswa baru," jelas juru bicara Universitas Muhammadiyah Malang, Nasrullah, kepada Kompas.com, Rabu (15/5/2013). Data tersebut, kata Nasrullah, juga diperoleh dari pengakuan dua joki yang ikut tes di UMM, yakni Prayoga Wirya Alamsyah dan Viqhie Aswie, mahasiswa semester II, dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). "Mahasiswa ITS itu direkrut menjadi joki melalui seleksi cukup ketat. Keduanya diminta menjawab soal jawaban yang sering diujikan dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri/swasta. Jika bisa menjawab, lolos jadi joki," katanya. Jika lolos menjadi joki, imbalan yang diberikan oleh bandar joki, kata Nasrullah, senilai Rp 5 juta per joki. "Jika satu joki membantu 10 calon mahasiswa, total mereka mendapat Rp 50 juta. Transaksi ini dilakukan selesai ujian masuk," kata Nasrullah. Dua joki yang diamankan saat tes UMM belum mendapatkan upah dari bandar joki karena sebelum beraksi keduanya sudah tertangkap. "Yang membayar ke bandar joki adalah pihak orangtua calon mahasiswa baru. Katanya bayar uang muka dulu senilai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta," ungkap Nasrullah. Jika calon mahasiswa baru bisa lulus tes masuk perguruan tinggi, pihak orangtua calon mahasiswa kembali diminta untuk membayar antara Rp 100 juta sampai Rp 250 juta. "Agar tidak ingkar janji, si bandar joki menahan Kartu Keluarga (KK) atau BPKB orangtua calon mahasiswa," katanya. Melihat keberadaan joki dalam PMB tersebut, pihak UMM meminta kepada pihak panitia tes PMB di seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk berhati-hati. "Pihak orangtua yang terkena tipuan bandar joki diharapkan langsung lapor ke polisi saja. Biar polisi yang menanganinya," harap Nasrullah. Di Malang, selain terjadi di Universitas Muhammadiyah Malang, perjokian juga pernah terjadi di Universitas Brawijaya, Malang, pada 2012 lalu. Saat itu, pihak kepolisian Resor Kota Malang berhasil mengungkap jaringan dan menangkap tiga pelaku utama sebagai dalang perjokian. "Semoga setelah di UMM tidak terjadi lagi di beberapa perguruan tinggi di Indonesia," harap Nasrullah. Sumber : http://regional.kompas.com/read/2013/05/15/16070564/Jaringan.Joki.PMB.Beraksi.di.Empat.Kota