Teroris Flu Burung dan Mafia Daging Sapi
Main Author: | Koran Malang Post, Malang Post |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Terbitan: |
Humas UMM
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/14156/ http://www.umm.ac.id/arsip/id-arsip-koran-1193.pdf |
Daftar Isi:
- Daging sebagai sumber protein hewani merupakan salah satu agent of development yang menentukan daya saing SDM suatu bangsa. Konsumsi daging penduduk Indonesia saat ini baru mencapai 6,95 kg/kapita/tahun, berasal dari daging ayam ras 3,51 kg (50,50%), daging sapi 0,37 kg (5,32%), dan sisanya berasal dari daging ternak lain. Pemenuhan kebutuhan daging ayam ras telah mencapai swasembada sejak tahun 1995. Namun, ini tidak berarti bahwa Indonesia telah memiliki kedaulatan dan kemandirian daging ayam ras, karena penyediaan sarana produksi, seperti bibit, bahan pakan, dan teknologi, sebagian besar masih diimpor. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi Indonesia masih bergantung pada pasokan daging impor sekitar 100 ribu ton/tahun. Upaya mencapai swasembada daging sapi yang pernah dicanangkan tahun 2005 dan 2010 telah gagal, dan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) tahun 2014 pun diperkirakan tidak akan berhasil. Dalam upaya mempertahankan swasembada daging ayam ras dan mencapai swasembada daging sapi Indonesia menghadapi dua musuh besar, yaitu teroris flu burung dan mafia daging sapi.