Menghadirkan Rasa Syukur dalam Musibah
Main Author: | Koran Sriwijaya Post, Sriwijaya Post |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Terbitan: |
Humas UMM
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/13797/ http://www.umm.ac.id/arsip/id-arsip-koran-855.pdf |
Daftar Isi:
- seorang anaknya dan seorang cucu di ruang ber-setting VIP. Seorang dokter lalu menyapanya dan memberikan bimbingan sebagaimana mestinya hingga pada perkataan, “alhamdulillah ibu masih patah tulang.” Si nenek terkaget-kaget mendengar ucapan sang dokter, “kok alhamdulillah, sih?!” Katanya sembari menghadapkan wajahnya ke anak perempuannya yang hendak menyuapinya. Sikap nenek tersebut menggugah nurani kita. Betapa banyak ujian mendera kita yang acapkali dianggap malapetaka terbesar. Nenek tadi mungkin lupa atau justru bisa jadi terfokus dengan penyakitnya saja, lantas ia mengesampingkan berbagai nikmat Tuhan yang telah mengalir selama hidupnya. Orang semacam ini adakalanya membutuhkan bantuan orang lain untuk disadarkan bahwa alhamdulillah ia masih memiliki anak yang setia menemani dan menyuapinya. Alhamdulillah hanya kaki kiri yang patah bukan kaki kanan apalagi kedua-duanya atau mungkin seluruh tubuhnya, dan alhamdulillah masih fisiknya yang sakit bukan hatinya.