STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM MEMBERDAYAKAN POTENSI DAERAH KHUSUSNYA INDUSTRI MARMER (Study di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung)
Main Author: | PURWANTO, HADI |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2006
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/13255/1/STRATEGI_DINAS_PERINDUSTRIAN_DAN_PERDAGANGAN_DALAM_MEMBERDAYAKAN_POTENSI_DAERAH_KHUSUSNYA_INDUSTRI_MARMER.pdf http://eprints.umm.ac.id/13255/ |
Daftar Isi:
- Salah satu makna otonomi daerah adalah pengelolaan sumber daya alam daerah yang sesuai dengan azas desentralisasi yaitu transfer kewenangan pusat kepada daerah untuk mengelola daerahnya menjadi daerah otonom, dimana daerah memiliki keleluasaan yang sangat luas untuk mengelola/ mengolah sumber daya alam yang nyata dan bertanggung jawab. Dalam masa pelaksanaan otonomi daerah ini pembangunan perindustrian dan perdagangan mempunyai konsekuensi untuk berupaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam mengelola sumber daya yang dimiliki daerah. Pembangunan yang dilakukan Disperindag Kabupaten Tulungagung dalam memberdayakan potensi industri daerah khususnya marmer merupakan bagian tidak terpisahkan dari pembangunan daerah yang bertujuan untuk tercapainya kemampuan untuk hidup berkecukupan bagi masyarakat Tulungagung agar dapat mewujudkan derajat ekonomi yang optimal, yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan rakyat daerah. Metode penelitian yang penulis lakukan adalah metode deskriptif, lokasi penelitian di Disperindag Kabupaten Tulungagung, Populasinya adalah pejabat Disperindag. Hasil penelitian ini adalah bahwa Disperindag Kabupaten Tulungagung memiliki strategi dalam memberdayakan potensi daerah khususnya industri marmer diantaranya strategi internal dengan meningkatkan SDM bagi para pegawainya, strategi peningkatan sarana dan prasarana penunjang industri, strategi dalam menjalin kemitraan sehingga diharapkan Disperindag dalam memberdayakan usaha industri marmer dapat meningkatkan perekonomian daerah. Kunci di dalam memenangkan persaingan adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan kata lain usaha industri marmer harus inovatif, mempunyai pangsa pasar, konsentrasi dalam satu cabang usaha dan mencari pasar yang sesuai dengan pangsa pasar konsumen, usaha yang mampu memanfaatkan peluang saat ini adalah usaha yang berorientasi ekspor. Dalam mewujudkan pembangunan daerah, maka Disperindag memberdayakan industri marmer guna untuk menjadikan dan memperkuat perekonomian daerah. Disperindag dalam kontribusinya juga melakukan perbaikan-perbaikan di instansi dengan menggelar pendidikan dan latihan bagi pegawainya yang berdampak pada peningkatan keahlian pegawainya dalam memberikan pelayanan di bidang industri khususnya industri marmer, namun demikian kelemahan dalam mengimplementasikan strategi program terletak pada kekurangan dana pembinaan karena terbentur APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) yang terbatas sehingga berdampak pada peralatan kerja Disperindag dalam melakukan pelayanan industri marmer. Ditinjau dari segi kegunaan sarana prasarana terdiri dari 3 golongan yang harus diperhatikan diantaranya: 1. Peralatan kerja Yaitu semua jenis yang berfungsi langsung sebagai alat produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi memproses suatu barang menjadu barang lain yang berlainan fungsi dan kegunaanya. 2. Perlengkapan kerja Yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat bantu tidak langsung dalam produksi, mempercepat proses, membangkitkan dan menambah kenyamanan pekerjaan. 3. Perlengkapan bantu atau fasilitas Yaitu semua jenis benda yang berfungsi membantu kelancaran gerak dalam pekerjaan. Dengan sarana fisik yang cukup Disperindag seharusnya Disperindag terus meningkatkan sarana fisik sehingga pemberdayaan potensi daerah khususnya industri marmer berjalan seoptimal mungkin.