ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MEMPEROLEH SERTIFIKASI ISO 14001 (STUDI PADA PT. SEMEN GRESIK, Tbk)
Main Author: | Maulani, Indra R. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2006
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/12960/1/ANALISIS_PERBANDINGAN_KINERJA_KEUANGANSEBELUM_DAN_SESUDAH_MEMPEROLEH_SERTIFIKASI_ISO_14001.pdf http://eprints.umm.ac.id/12960/ |
Daftar Isi:
- Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk rnengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001. Dan manfaat dari penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi bagi pembuatan keputusan tentang kondisi keuangan perusahaan ditinjau dari rasio kinerja keuangan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001, selama periode 1998 sampai dengan 2004. Maka hipotesis yang digunakan adalah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001. Dalam menganalisis kinerja keuangan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001, peneliti menggunakan rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan rentabilitas dan menghitung rata-rata rasio 3 th sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 serta menggunakan uji beda Wilcoxon. Hasil analisis likuiditas current ratio sebelum memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar -0,447 dengan Asym.sig (2-tailed) 0,655 artinya kinerja keuangan current ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Pada acid test ratio sebelum rnemperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar -0,447 dengan Asymp.sig (2-tailed) 0,655 artinya kinerja keuangan acid test ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dari analisis Leverage, Debt to equity ratio sebelum memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar 1,604 dengan Asymp.sig (2-tailed) 0,109 artinya kinerja keuangan Debt to equity ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Pada debt to total assets ratio sebelum memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar -1,604 dengan Asymp.sig (2-tailed) 0,109 artinya kinerja keuangan debt to total assets ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Rasio aktivitas pada variabel total assets turn over ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hash uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar-1,069 dengan Asymp.sig (2-tailed) 0,285 artinya kinerja keuangan total asset turn over ratio sebelurn dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Pada variabel fixed assets turn over ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar -1,609 dengan Asymp.sig (2-tailed) 0,285 artinya kinerja keuangan fixed Assets turn over ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Variabel working capital turn over ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar -0,00 dengan Asymp.sig (2-tailed) 1,000 artinya kinerja keuangan working capital turn over ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan signifikan. Variabel receivable turn over ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar -0,535 dengan Asymp.sig (2-tailed) 0,593 artinya kinerja keuangan receivable turn over ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Rasio rentabilitas pada variabel Gross profit margin ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil wilcoxon menunjukan nilai Z sebesar -0,604 dengan Asymp sig (2-tailed) 0,109, artinya kinerja keuangan gross profit margin ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Variabel net profit margin ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji wilcoxon menunjukan nilai Z sebesar -1,633 dengan Asymp. Sig (2-tailed) 0,102, artinya kinerja keuangan net profit margin sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Variabel return on equity ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji wilcoxon menunjukan nilai Z sebesar -0,272 dengan Asymp.sig (2-tailed) 0,785, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan pada return on equity ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Variabel return on invesment ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dari hasil uji wilcoxon menunjukan nilai Z sebesar -0,414 dengan Asymp.sig (2-tailed) 0,157 artinya kinerja keuangan pada return on investment ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh ratio PT. Semen Gresik. Tbk sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISI 14001 berbeda tetapi tidak signifikan nilai T.nya, dan dari hasil uji wilcoxon maka hipotesis yang digunakan tidak terbukti, dengan Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya kedua ratarata populasi adalah identik (rata-rata populasi masing-masing ratio sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 adalah sama dan tidak berbeda secara nyata). Berdasarkan kesimpulan diatas penulis dapat mengimplementasikan bahwa sebaiknya setelah perusahaan menerapkan sistem menajemen lingkungan dengan tema "Pengaruh Polusi" yang mencakup masalah instalasi peralatan, sistem penanggulangan dan aspek pengendalian polusi sesuai standart lingkungan, di harapkan juga dapat mengungkap informasi lingkungan hidup seperti biaya pengelolaan, pelestarian lingkungan dengan konservasi sumber daya alam dan daur ulang. Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang masih labil ini sebaiknya manajemen perusahaan dan anak perusahaan mengambil langkah sebagai berikut, sehingga penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 semakin berkembang dan menjadi bagian budaya kerja di Perseroan, serta dapat mendorong peningkatan kinerja keuangan Perseroan Bagi investor dan calon investor, dapat digunakan sebagai pertimbangan dan masukan, untuk lebih mencermati kinerja keuangan serta memadukan secara baik antara tujuan bisnis dan aspek lingkungan.