UJI EFEKTIFITAS KETUAAN DAUN DAN DOSIS FILTRAT DAUN SAGA (Abrus Precatorius Linn) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT SERUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI DENGAN KARBON TETRAKLORIDA

Main Author: MULYANI, YULI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2006
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/12761/1/STUDI_ETNOZOOLOGI_PENYU_PADA_MASYARAKAT_PESISIR_DI_KECAMATAN_NGADIROJO_KABUPATEN_PACITAN.pdf
http://eprints.umm.ac.id/12761/
Daftar Isi:
  • Gambaran hepatitis di Indonesia, sebagaimana dilaporkan para peneliti, sebagai berikut: hepatitis akut yang dirawat sekitar 39,8 – 68,3 %, hepatitis NON A dan NON B sekitar 15,5 – 46,4 %, hepatitis B sekitar 6,4 – 25,5 % (Afifah, 2003). Pengobatan penyakit hepatitis dengan tumbuhan obat perlu dikembangkan, karena ternyata banyak tumbuhan di Indonesia memiliki potensi sebagai obat.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari filtrat daun saga (Abrus precatorius Linn) terhadap penurunan kadar enzim SGOT dan SGPT. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental sungguhan (true experimental), menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama yaitu ketuaan daun terdiri dari dua taraf, yaitu daun tua dan daun muda, faktor kedua yaitu dosis filtrat terdiri dari tiga taraf, yaitu : dosis 0,15 ml, 0,30 ml dan 0,45 ml, sehingga diperoleh 6 perlakuan kombinasi, ditambah perlakuan kontrol (normal) dan perlakuan yang diberi CCl4, masing-masing perlakuan diulang empat kali. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia UMM pada tanggal 19 Agustus - 4 September 2005 dengan menggunakan probandus tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Analisis data menggunakan ANAVA Dua Jalur, dengan uji lanjut BNT taraf 1%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kombinasi ketuaan daun dan dosis filtrat daun saga yang paling efektif menghambat kenaikan kadar SGOT dan SGPT adalah kombinasi daun saga muda dengan dosis 0,45 ml, kadar enzim SGOT = 35,78 IU/dl dan SGPT = 33,78 IU/dl. Kadar enzim yang diberi CCl4 yaitu SGOT = 90,65 IU/dl dan SGPT = 88,65 IU/dl , sedangkan kadar normal enzim SGOT = 33,70 IU/dl dan enzim SGPT = 29,95 IU/dl Daun muda memiliki kandungan metabolit sekunder lebih banyak dibanding dengan daun tua, hal ini berarti berpengaruh terhadap kadar glisirizin, karena glisirizin merupakan salah satu metabolit sekunder, berarti semakin besar dosis yang digunakan maka kadar glisirizin semakin banyak, sehingga akan lebih efektif pada waktu menurunkan kadar SGOT dan SGPT. Proses glisirizin dapat menurunkan kadar enzim SGOT dan SGPT dapat ditinjau pada waktu penghambatan peroksidasi lipid, karena glisirizin bertindak sebagai antioksidan.