PENGARUH OTONOMI DAERAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTURAL PELAYANAN PANTI REHABILITASI SOSIAL BINA CACAT NETRA “BUDI MULYA” MALANG

Main Author: MAYA .P, ULFAH
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2006
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/12609/1/PENGARUH_OTONOMI_DAERAH_TERHADAP_PERUBAHAN_STRUKTURAL_PELAYANAN_PANTI_REHABILITASI_SOSIAL_BINA_CACAT_NETRA.pdf
http://eprints.umm.ac.id/12609/
Daftar Isi:
  • Penyandang cacat netra merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban dan peran yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya di segala aspek kehidupan dan penghidupan. Untuk mewujudkan kesamaan kedudukan, hak dan kewajiban dan peran penyandang cacat diperlukan sarana dan upaya yang lebih memadai dengan melalui panti-panti sosial, salah satunya PRSBCN “Budi Mulya” Malang. Namun sejak adanya otonomi, menimbulkan barbagai macam kendala dalam pelaksanaan pembangunan kesejahetraan sosial salah satunya mengenai panti sosial dimana panti sosial menjadi tanggung jawab Propinsi daerah masing-masing sehingga dirasakan kurang tepat mengingat kemampuan daerah yang masih terbatas sehingga akan menimbulkan masalah- masalah yang semakin kompleks, salah satunya meningkatnya penyandang cacat netra. Struktur PRSBCN “Budi Mulya” sebelum otonomi daerah menimbulkan suatu permasalahan dimana tidak adanya tindak lanjut dari panti terhadap klien yang sudah di rehab. Dengan melihat latar belakang diatas, maka penulis akan meneliti tentang dampak otonomi daerah terhadap pelayanan PRSBCN “Budi Mulya” Malang. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari adanya otonomi daerah terhadap perubahan sruktural pelayanan PRSBCN “Budi Mulya” Malang. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Sedangkan jenis data yang penulis gunakan berupa sumber data primer yaitu data yang didapatkan dari sumbernya langsung di lokasi penelitian yaitu petugas PRSBCN “Budi Mulya” yang terdiri dari Kepala Panti, Kepala Seksi dan staaf lainnya., dan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari buku, dokumen yang berkaitan dengan penelitian yaitu SK tentang perubahan struktur organisasi, SK Gubenur Jawa Timur. Tehik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi pada para petugas PRSBCN “Budi Mulya” Malang, wawancara pada kepala penyantunan dan rehabilitasi, kepala administrasi, pekerja sosial, kepala panti, dokumentasi mencatat data-data yang dibutuhkan pada penelitian. Tehnik analisa data yang di pakai dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu dengan menggambrkan data-data yang telah diperoleh dengan wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan uraian di atas peneliti telah melakukan penelitian dengan hasil penelitiannya, yang pada akhirnya di jadikan kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Perubahan struktur organisasi, dimana sebelum adanya otonomi hanya terdiri dari kepala panti, jabatan fungsional, seksi tata usaha dan seksi pelayanan dan rehabilitasi. Sesudah otonomi mengalami pemecahan dua bidang dari seksi pelayanan dan rehabilitasi yaitu menjadi seksi penyantunan dan rehabilitasi dan penyaluran dan pembinaan lanjut. 2. proses rekuitmen klien dan jangkauan wilayah pelayanan. Sebelum otonomi rekuitmen kliennya dibantu oleh PSK (petugas sosial kecamatan) dengan jangkauan wilayah bersifat nasional seperti dari Lombok, KalBar dan Makasar. Setelah otonomi rekuitmen klien dilakukan langsung oleh petugas panti tersebut dengan jangkauan wilayah yang sifatnya propinsi yaitu Propinsi Jawa Timur. 3. Mekanisme pelayanan, dimana sebelum otonomi. Sebelum otonomi mekanismenya penyandang cacat yang ingin mendapatkan rehabilitasi di panti harus melaporkan ke petugas non panti di daerahnya masing-masing baik melalui MRU, LBK, KUBE dan sebagainya yang kemudian berkasnya diserahkan ke kantor Depsos lalu ditujukan ke panti yang diinginkan. Setelah otonomi, penyandang cacat menyerahkan surat rujukan ke kantor dinas sosial setempat yang kemudian akan diserahkan langsung ke panti yang dituju untuk diseleksi.