ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN HOME INDUSTRI TEMPE SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN BBM (Studi Kasus Di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo Kota Blitar)

Main Author: Salam, Ismatul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2006
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/12514/1/ANALISIS_TINGKAT_PENDAPATAN_HOME_INDUSTRI_TEMPE_SEBELUM_DAN_SESUDAH_KENAIKAN_BBM_%2528Studi_Kasus_Di_Kelurahan_Pakunden_Kecamatan_Sukorejo_Kota_Blitar%2529.pdf
http://eprints.umm.ac.id/12514/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini berjudul Analisis Tingkat Pendapatan Home Industri Tempe Sebelum dan Sesudah Kenaikan BBM Studi Kasus dilakukan di kelurahan Pakunden kecamatan Sukorejo kota Blitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik home industri tempe, untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata pada pendapatan home industri tempe pada saat sebelum dan sesudah kenaikan BBM, dan untuk mengetahi seberapa besar perubahan tingkat pendapatan home industri tempe pada saat sebelum dan sesudah kenaikan BBM di kelurahan Pakunden kecamatan Sukorejo kota Blitar. Alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa secara deskriptif statistik, analisa profit dan pengujian hipotesis (uji beda rata rata uji Z) dengan menggunakan taraf nyata 5 %. Dari hasil perhitungan dengan alat analisa profit ( = TR - TC), untuk pendapatan bersih rata rata sebelum kenaikan BBM adalah sebesar Rp. 13.287,00 dan pendapatan bersih rata rata sesudah kenaikan BBM sebesar Rp. 18.361,00. Sedangkan dari hasil perhitungan uji beda rata rata dengan menggunakan taraf nyata 5 % diperoleh nilai Zhitung = -2,33 dan Zhitung = 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Zhitung berada pada daerah penolakan Ho yang berarti hipotesa yang menyatakan ada perbedaan pendapatan home industri tempe pada saat sebelum dan sesudah kenaikan BBM adalah benar. Peningkatan pendapatan bersih secara nominal diuji kembali dengan mengkonversinya dengan harga beras. Ternyata berdasarkan hasil uji kenaikan pendapatan secara nominal ternyata tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan secara riil. Pengujian dilakukan dengan menggunakan taraf nyata 5 %.