BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN TENUN PELANGI LAWANG )

Main Author: WINARTI, DWI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2006
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/11542/1/BIAYA_STANDAR_SEBAGAI_ALAT_PENGENDALIANBIAYA_PRODUKSI.pdf
http://eprints.umm.ac.id/11542/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan Tenun Pelangi Lawang dengan judul “Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan biaya standar sebagai alat pengendali biaya produksi dan kemudian membandingkan kesesuaian penerapan biaya standar tersebut antara yang terjadi sesungguhnya dengan yang dianggarkan. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi menggunakan analisis kualitatif yaitu standar biaya bahan baku, standar tenaga kerja langsung dan standar BOP. Sedangkan dalam membandingkan kesesuaian penerapan biaya standar antara yang terjadi sesungguhnya dengan yang dianggarkan menggunakan analisis selisih (variance analysis), yaitu jika biaya sesungguhnya melebihi biaya standar maka selisih tersebut dianggap tidak menguntungkan (Unfavourabel) dan sebaliknya jika biaya standar lebih besar dari biaya sesungguhnya maka selisih tersebut dianggap menguntungkan (Favourabel). Hasil penelitian dengan biaya standar untuk biaya bahan baku terdapat selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp 141.568.390,- yang disebabkan karena perbedaan harga pasar yang lebih tinggi dan kontrak atau syarat pembelian yang tidak menguntungkan, untuk selisih kuantitas bahan baku terdapat selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp 17.212.650,- untuk selisih tidak menguntungkan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 120.960,- sedangkan untuk BOP diperoleh selisih yang menguntungkan, tapi keuntungan tersebut tidak sebanding dengan kerugian yang didapat oleh perusahan sebesar 96% dari total kerugian. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa biaya standar harus dilakukan penyusunan ulang supaya dapat menjadi alat pengendalian yang efektif dan efisien untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi pada bagian produksi. Berdasarkan kesimpulan diatas penulis dapat mengimplementasikan bahwa untuk pengendalian dibutuhkan analisis yang harus sesuai dengan keadaan sebenarnya yang terjadi dalam perusahaan agar penyimpangan biaya bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin.