MAKNA KEPERAWANAN DI KALANGAN REMAJA MODERN(Analisis Semiotik Dalam Film Virgin)

Main Author: Hardani, Rika Kusuma
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2006
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/11537/1/MAKNA_KEPERAWANAN_DI_KALANGAN_REMAJA_MODERN.pdf
http://eprints.umm.ac.id/11537/
Daftar Isi:
  • Perkembangan zaman secara global membawa perubahan yang ekstrim, terutama dalam hal norma dan moralitas remaja. Remaja berusaha untuk eksis dalam lingkungan sosialnya. Dalam upaya eksistensi diri tersebut, terjadi konflik antara keharusan untuk eksis secara sosial dengan mengesampingkan nilai-nilai moral dasar yang dianut masyarakat dan upaya mempertahankan nilai-nilai moral tersebut sembari tetap eksis dalam komunitasnya. Nilai moral yang menjadi titik sentral di sini adalah “keperawanan” yang mana dianggap sakral dan berharga, menunjukkan harga diri seorang wanita. Inilah yang merupakan fokus utama dari film “Virgin – ketika keperawanan dipertanyakan”. Film ini berkisah mengenai bagaimana remaja menghadapi permasalahan tersebut, kehidupan bebas, keliaran, dan ambisi remaja yang dideskripsikan dalam film tersebut, walaupun sempat menuai kontroversi yang luar biasa dari masyarakat, tak dapat dipungkiri memang merupakan gambaran umum kehidupan remaja saat ini, dan melukiskan dengan tepat fenomena yang tengah terjadi. Hal inilah yang menyebakan penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap film “Virgin” ini. Disini, penulis berupaya untuk mengungkap makna tanda-tanda dalam film “Virgin” berkaitan dengan keperawanan di kalangan remaja modern dari perspektif sosial. Metodologi penelitian yang digunakan dalam analisis semiotik ini adalah kualitatif. Sesuai dengan paradigma kritis, analisis semiotik bersifat kualitatif. Teori Analisis semiotik yang dipergunakan oleh penulis dalam hal ini adalah konsep dari Barthes yang melakukan pendekatan signifikansi dua tahap, yaitu tahap denotatif dan konotatif terhadap film yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak semua scene diteliti, yang diteliti adalah scene yang terdapat unsur makna keperawanan / virginitas di kalangan remaja modern dari perspektif sosial. Sedang unit analisis yang diteliti oleh penulis disini adalah audio dan visual. Audio, meliputi dialog / monolog, dan musik; Visual, meliputi angle, lighting, setting, serta gesture / aksi. Berdasarkan analisis penulis terhadap scene yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa remaja modern menganggap keperawanan sebagai aset yang berharga secara komersial. Mereka menganggap keperawanan bukan lagi kehormatan dan harga diri bagi seorang perempuan sebagaimana yang berlaku secara umum di masyarakat. Ini menunjukkan bahwa pada masyarakat sekarang, terutama di kalangan remaja modern, telah terjadi pergeseran nilai moral sehingga mereka tidak lagi menganggap sakral nilai sebuah keperawanan. Mereka juga tidak lagi mempedulikan mitos keperawanan yang mana seharusnya merupakan hal ‘suci’ yang harus selalu dijaga oleh perempuan. Pergeseran nilai ini dipengaruhi oleh gencarnya pengaruh budaya luar, seperti gaya pergaulan yang mana diekspos disepanjang film ini sebagai faktor utama.