ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ASAHAN SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH

Main Author: Wulansari, Ratih
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2006
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/10992/1/ANALISIS_KINERJA_KEUANGAN_PEMERINTAH_DAERAH_KABUPATEN_ASAHANSEBELUM_DAN_SESUDAH_OTONOMI_DAERAH.pdf
http://eprints.umm.ac.id/10992/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini merupakan studi kasus pada Pemerintah Kabupaten Asahan dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah daerah kabupaten Asahan sebelum dan sesudah otonomi daerah. Penelitian ini membahas perhitungan laporan APBD tahun 1997 – 2000 sebelum otonomi daerah dan tahun 2001-2004 sesudah otonomi daerah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat analisis rasio keuangan daerah untuk mengetahui kinerja keuangan daerah yaitu (1) Rasio kemandirian; (2) Rasio Efektifitas; (3) Rasio efisiensi; (4) Rasio aktifitas ; (5) Debt Service Coverage Ratio;dan (6) Rasio Pertumbuhan (growth Ratio) Hasil perhitungan rasio kemandirian sebelum otonomi daerah sebesar 9,60% dari rata-rata pertahunnya, sesudah otonomi daerah 7,51% dari rata-rata pertahunnya, rasio efektifitas sebelum otonomi daerah sebesar 103,07% dari rata-rata pertahunnya, sesudah otonomi daerah sebear 95,73% dari rata-rata pertahunnya. Rasio efisiensi sebelum otonomi daerah sebesar 3,54% dari rata-rata pertahunnya dan sesudah otonomi daerah sebesar 3,23% dari rata-rata pertahunnya. Rasio aktivitas belanja rutin sebelum otonomi daerah sebesar 64,73% dari rata-rata pertahunnya rasio aktivitas belanja rutin setelah otonomi daerah sebesar 72,78% dari rata-rata pertahunnya, rasio aktivitas belanja pembangunan sebelum otonomi daerah 24,34% dari rata-rata pertahunnya,setelah otonomi daerah sebesar 27,21% dari rata-rata pertahunnya. Rasio DSCR sebelum otonomi daerah sebesar 109,98 dari rata-rata pertahunnya dan sebelum otonomi daerah sebesar 41,19 dari rata-rata pertahunnya. Rasio pertumbuhan PAD sebelum otonomi daerah sebesar 25,36% dari rata-rata pertahunnya dan sesudah otonomi daerah sebesar 14,07% dari rata-rata pertahunnya,rasio pertumbuhan total pendapatan sebelum otonomi daerah sebesar 11,56% dari rata-rata pertahunnya dan sesudah otonomi daerah sebesar 10,68% dari rata-rata pertahunnya,rasio pertumbuhan belanja rutin sebelum otonomi daerah sebesar 11,17% dari rata-rata pertahunnya dan sesudah otonomi daerah sebesar 11,82% dari rata-rata pertahunnya, rasio pertumbuhan belanja pembangunan sebelum otonomi daerah sebesar 9,27% dari rata-rata pertahunnya dan sesudah otonomi daerah sebesar 17,3% dari rata-rata pertahunnya. Dari hasil analisis rasio diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah kabupaten Asahan sebelum dan sesudah otonomi daerah belum dapat dikatakan baik, karena ketergantungan terhadap bantuan pemerintah pusat masih tinggi terutama setelah otonomi daerah, belum tercapainya target penerimaan PAD sebelum otonomi daerah, terpusatnya dana APBD pada belanja rutin dibandingkan pada belanja pembangunan. Berdasarkan uraian diatas, penulis menyarankan sebaiknya Pemkab Asahan lebih meningkatkan kinerjanya dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap retribusi dan pajak daerah untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak luar, dan mempertahankan efektifitas dan efisiensi dalam mengelola keuangan, dan lebih memfokuskan kepada belanja pembangunan untuk pembangunan daerahnya.