ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BEJ
Main Author: | Dharmawati, Wiwit |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2006
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/10588/1/ANALISIS_ECONOMIC_VALUE_ADDED_DAN_RASIOKEUANGAN_UNTUK_MENILAI_KINERJA_KEUANGANPADA_PERUSAHAAN_FARMASI_DI_BEJ.pdf http://eprints.umm.ac.id/10588/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan di Pojok BEJ Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul “Analisis Economic Value Added Dan Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Farmasi Di BEJ”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan dari perusahaan farmasi yang termasuk dalam 11 perusahaan yang aktiv melakukan perdagangan saham selama enam tahun terakhir apabila diukur dengan metode EVA dan Rasio Keuangan. Alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada perusahaan farmasi adalah menggunakan EVA dan Rasio Keuangan yang terdiri dari: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktivitas. Tolok ukur untuk menentukan bahwa kinerja keuangan baik menurut EVA adalah jika nilai EVA>0, mencapai titik impas jika EVA=0, dan kinerjanya buruk jika EVA<0. Sedangkan untuk menentukan kinerja keuangan yang baik menurut Rasio Keuangan jika nilai Rasio Keuangan > standard minimum. Hasil perhitungan dengan alat analisis EVA terhadap enam perusahaan farmasi dari tahun 1998-2003 menunjukkan nilai rata-rata EVA yang positif (EVA>0), diantaranya pada PT. Dankos Laboratories, PT. Kalbe Farma, PT. Merck Indonesia dan PT. Tempo Scan Pacific. Sedangkan perusahaan lainnya memiliki perhitungan rata-rata EVA yang negatif (EVA<0). Sedangkan hasil analisis dengan menggunakan rasio keuangan terdapat 2 perusahaan yang memiliki nilai Debt To Asset Equity < standard minimum, 2 perusahaan yang memiliki nilai ROA< standard minimum dan 5 perusahaan yang memiliki nilai Total Asset Turnover < standard minimum. Dari hasil analisis EVA dan Rasio Keuangan tersebut sesuai dengan tolok ukur yang digunakan maka kondisi kinerja keuangan sudah baik meskipun terdapat beberapa perusahaan yang masih memiliki kinerja yang buruk pada tahun-tahun tertentu. Dari perhitungan kedua metode tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan baik menurut EVA belum tentu baik pula menurut Rasio Keuangan, demikian sebaliknya. Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat mengimplikasikan bahwa para investor lebih memperhatikan dalam proses pengalokasian dana tidak hanya bagaimana kondisi kinerja keuangannya saja melainkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai bagi investor itu sendiri.