Menata Ulang Posisi Muhammadiyah Sebagai Gerakan Keagamaan Dan Kemasyarakatan Di Tengah Dinamika Kehidupan Bangsa

Main Author: Ahmad Syafii, Ma`arif
Format: Article PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/1035/1/MENATA_ULANG_POSISI_MUHAMMADIYAH.doc
http://eprints.umm.ac.id/1035/
Daftar Isi:
  • Pada tahun 1930-an, pengamat Islam Indonesia, seorang orientalis Perancis, G.H. Bousquet, merasa heran mengamati sikap pejabat-pejabat Belanda yang masih saja menilai bahwa gerakan-gerakan modernis Muslim kurang berbahaya dibandingkan dengan gerakan nasionalis “yang menempatkan Islam bukan sebagai sesuatu yang utama.” Khusus tentang Muhammadiyah, dia menulis: “Memang betul bahwa Muhammadiyah tidak campur tangan dalam politik, tetapi anggota-anggotanya terlibat.” Muhammadiyah secara rahasia tetapi efektif mengobarkan semangat anti-kolonialisme di sekolah-sekolahnya, akibatnya: “Larangan tentang ajaran jihad atau perang agama terhadap orang kafir hanyalah efektif di permukaan saja.” Dengan kutipan ini, saya ingin membicarakan lebih jauh bahwa kelahiran dan perjalanan Muhammadiyah yang sarat dinamika telah menyatu sejak dini dengan seluruh tarikan nafas kebangsaan, khususnya setelah Indonesia lahir sebagai bangsa pada 1920-an. Muhammadiyah, nasionalisme, dan Indonesia ke depan.