DOSIS IRADIASI OPTIMUM PADA PENGAWETAN SIMPLISIA KULIT BATANG MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) SEBAGAI ANTIKANKER

Main Authors: Winarno, Hendig, ., Wisnurahad, Tamat, Swasono R., W., Ermin Katrin
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: BATAN , 2013
Online Access: http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair/article/view/507
http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair/article/view/507/437
ctrlnum article-507
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">DOSIS IRADIASI OPTIMUM PADA PENGAWETAN SIMPLISIA KULIT BATANG MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) SEBAGAI ANTIKANKER</title><creator>Winarno, Hendig</creator><creator>., Wisnurahad</creator><creator>Tamat, Swasono R.</creator><creator>W., Ermin Katrin</creator><description lang="id-ID">Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan dosisradiasi yang optimum untuk pengawetan dan sekaligus tidak menyebabkan kerusakan pada senyawa anti kanker dalam simplisia kulit batang mahkota dewa. Simplisia kulit batang mahkota dewa diiradiasi dengan 60Co pada beberapa variasidosis 0; 5; 7,5 ; 10; 15; dan 20 kGy dengan laju dosis 10 kGy/jam. Simplisia yang telah diiradiasi dan kontrol masing-masing dimaserasi secara bertingkat menggunakan n-heksan dan etil asetat, kemudian ekstrak etil asetat difraksinasi baik yang diiradiasi maupun kontrol, dilanjutkan dengan fraksinasi terhadap ekstrak etil asetat menggunakan kolom kromatografi sehingga diperoleh masing-masing 8 fraksi. Uji cemaran mikroba terhadap simplisia kulit batang mahkota dewa yang telah diiradiasi dan kontrol menunjukkan bahwa iradiasi dosis &#x2265; 5 kGy pada simplisiadapat menghambat pertumbuhan serta membunuh semua bakteri, kapang dan khamir yang ada. Uji aktivitas sitotoksik terhadap ekstrak etil asetat dari simplisia yang telah diiradiasi menunjukkan bahwa iradiasi sampai dengan 20 kGy dapat menurunkan aktivitas sitotoksik, meskipun nilai IC50 masih di bawah 50 &#x3BC;g/ml, yangmerupakan nilai batas aktivitas sitotoksik suatu ekstrak. Demikian juga halnya pada uji aktivitas sitotoksik terhadap fraksi 6 yang merupakan fraksi paling aktif dalam simplisia kulit batang mahkota dewa menunjukkan bahwa iradiasi terhadap simplisia sampai dengan dosis 20 kGy menurunkan aktivitas sitotoksik fraksi 6, namun nilai IC50 tersebut masih di bawah 20 &#x3BC;g/ml, yang merupakan batas aktivitas sitotoksik suatu fraksi. Analisis senyawa 2,4&#x2019;&#x2014;dihidroksi&#x2014;4 metoksi benzofenon&#x2014;2&#x2014;O&#x2014;&#x3B2;&#x2014;D&#x2014;glukopiranosida menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dalam fraksi 6 dari sampel yang diiradiasi menunjukkan bahwa semua konsentrasi senyawa tersebut dalam sampel yang diiradiasi menurun secara signifikan dibandingkan kontrol. Penurunan konsentrasi senyawa 2,4&#x2019;&#x2014;dihidroksi&#x2014;4 metoksi benzofenon&#x2014;2&#x2014;O&#x2014;&#x3B2;&#x2014;D&#x2014;glukopiranosida tidak sebanding dengan penurunan nilai aktivitas sitotoksik dalam ekstrak etil asetat maupun dalam fraksi 6, karena itu senyawa tersebut tidakdapat digunakan sebagai marka efek irradiasi terhadap penurunan aktivitas sitotoksik simplisia kulit batang mahkota dewa. Iradiasi pada dosis 5 sampai dengan 7,5 kGy merupakan pilihan terbaik untuk menurunkan angka cemaran bakteri dan kapang/khamir pada simplisia kulit batang mahkota dewa tanpa menurunkanaktivitas sitotoksik. Dosis iradiasi sampai dengan 20 kGy masih dapat digunakan,karena sampai dengan dosis tersebut penurunan aktivitas sitotoksik belummelampaui batas suatu ekstrak dan fraksi dinyatakan tidak aktif.</description><publisher lang="id-ID">BATAN</publisher><contributor lang="id-ID"/><date>2013-09-13</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Journal:Article</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair/article/view/507</identifier><identifier>10.17146/jair.2010.6.1.507</identifier><source lang="id-ID">Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi; Vol 6, No 1 (2010): Juni 2010</source><source>2527-6433</source><source>1907-0322</source><language>ind</language><relation>http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair/article/view/507/437</relation><recordID>article-507</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Winarno, Hendig
., Wisnurahad
Tamat, Swasono R.
W., Ermin Katrin
title DOSIS IRADIASI OPTIMUM PADA PENGAWETAN SIMPLISIA KULIT BATANG MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) SEBAGAI ANTIKANKER
publisher BATAN
publishDate 2013
url http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair/article/view/507
http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair/article/view/507/437
contents Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan dosisradiasi yang optimum untuk pengawetan dan sekaligus tidak menyebabkan kerusakan pada senyawa anti kanker dalam simplisia kulit batang mahkota dewa. Simplisia kulit batang mahkota dewa diiradiasi dengan 60Co pada beberapa variasidosis 0; 5; 7,5 ; 10; 15; dan 20 kGy dengan laju dosis 10 kGy/jam. Simplisia yang telah diiradiasi dan kontrol masing-masing dimaserasi secara bertingkat menggunakan n-heksan dan etil asetat, kemudian ekstrak etil asetat difraksinasi baik yang diiradiasi maupun kontrol, dilanjutkan dengan fraksinasi terhadap ekstrak etil asetat menggunakan kolom kromatografi sehingga diperoleh masing-masing 8 fraksi. Uji cemaran mikroba terhadap simplisia kulit batang mahkota dewa yang telah diiradiasi dan kontrol menunjukkan bahwa iradiasi dosis ≥ 5 kGy pada simplisiadapat menghambat pertumbuhan serta membunuh semua bakteri, kapang dan khamir yang ada. Uji aktivitas sitotoksik terhadap ekstrak etil asetat dari simplisia yang telah diiradiasi menunjukkan bahwa iradiasi sampai dengan 20 kGy dapat menurunkan aktivitas sitotoksik, meskipun nilai IC50 masih di bawah 50 μg/ml, yangmerupakan nilai batas aktivitas sitotoksik suatu ekstrak. Demikian juga halnya pada uji aktivitas sitotoksik terhadap fraksi 6 yang merupakan fraksi paling aktif dalam simplisia kulit batang mahkota dewa menunjukkan bahwa iradiasi terhadap simplisia sampai dengan dosis 20 kGy menurunkan aktivitas sitotoksik fraksi 6, namun nilai IC50 tersebut masih di bawah 20 μg/ml, yang merupakan batas aktivitas sitotoksik suatu fraksi. Analisis senyawa 2,4’—dihidroksi—4 metoksi benzofenon—2—O—β—D—glukopiranosida menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dalam fraksi 6 dari sampel yang diiradiasi menunjukkan bahwa semua konsentrasi senyawa tersebut dalam sampel yang diiradiasi menurun secara signifikan dibandingkan kontrol. Penurunan konsentrasi senyawa 2,4’—dihidroksi—4 metoksi benzofenon—2—O—β—D—glukopiranosida tidak sebanding dengan penurunan nilai aktivitas sitotoksik dalam ekstrak etil asetat maupun dalam fraksi 6, karena itu senyawa tersebut tidakdapat digunakan sebagai marka efek irradiasi terhadap penurunan aktivitas sitotoksik simplisia kulit batang mahkota dewa. Iradiasi pada dosis 5 sampai dengan 7,5 kGy merupakan pilihan terbaik untuk menurunkan angka cemaran bakteri dan kapang/khamir pada simplisia kulit batang mahkota dewa tanpa menurunkanaktivitas sitotoksik. Dosis iradiasi sampai dengan 20 kGy masih dapat digunakan,karena sampai dengan dosis tersebut penurunan aktivitas sitotoksik belummelampaui batas suatu ekstrak dan fraksi dinyatakan tidak aktif.
id IOS404.article-507
institution Badan Tenaga Nuklir Nasional
institution_id 54
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Badan Tenaga Nuklir Nasional
library_id 23
collection Jurnal Aplikasi Isotop Radiasi
repository_id 404
subject_area Rekayasa
city JAKARTA SELATAN
province DKI JAKARTA
repoId IOS404
first_indexed 2016-09-24T07:20:41Z
last_indexed 2018-05-09T18:39:16Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1800732678947864576
score 17.13294