CONFLICTS RESOLUTION IN TESSO NILO NATIONAL PARK RIAU, INDONESIA: STUDY OF STAKEHOLDER RELATIONSHIPS

Main Author: Handoyo, Handoyo
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Centre for Research and Development on Social, Economy, Policy and Climate Change , 2016
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/1535
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JAKK/article/view/1535/1388
Daftar Isi:
  • Conflict in Tesso Nilo National Park (TNNP) involves many actors that threaten its existence as an area aimed to conserving the ecosystem to the survival of the sumatran elephant. This study finds significance when it can identify the actors and provide one approach to managing stakeholder relationships through the power stakeholder analysis (PSA). The study results shows the actors involved in this conflict are: TNNP institution, local communities, migrant communities, investors of oil palm plantations, cooperatives, bad apparatures, local government, law enforcer and non-governmental organizations (NGOs). TNNP, local government and law enforcer are on the quadrant with the characteristics of stakeholders who have the power and high potential. Stakeholders in this quadrant can do a collaboration in order to strengthen the management. Investor of oil palm plantation, the national land agency (BPN) and NGOs are actors who have high power but low potential. Management of relationships that can be offered is that TNNP withstands the pressure from oil palm plantation investors to invest in the region of TNNP and take action to mitigate the impact of NGOs and BPN different perspective. Local communities and migrant communities have high potentials but have low power. TNNP can increase their capacity in national park management.
  • Konflik di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) melibatkan banyak aktor, skenario dan kepentingan yang mengancam keberadaannya sebagai kawasan yang bertujuan mengkonservasi ekosistem bagi kelangsungan hidup gajah sumatera. Kajian ini menemukan signifikansinya ketika dapat mengurai para aktor dan dapat memberi salah satu pendekatan dalam mengelola relasinya melalui metode power stakeholders analysis (PSA). Atribut aktor yang menentukan posisinya pada kuadran kartu PSA ditentukan melalui focussed group discussion (FGD). Hasil studi menunjukkan aktor yang terlibat pada konflik ini adalah: TNTN, masyarakat setempat, masyarakat pendatang, pemodal kebun sawit, koperasi, oknum aparat, pemerintah daerah, penegak hukum dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Balai TNTN, pemerintah daerah dan penegak hukum berada pada kuadran dengan karakteristik pemangku kepentingan yang mempunyai kekuasaan dan potensi tinggi. Pemangku pada kuadran ini dapat melakukan kolaborasi dalam rangka memperkuat pengelolaan. Pemodal kebun sawit, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan LSM merupakan aktor yang mempunyai kekuasaan tinggi namun potensi rendah. Manajemen relasi yang dapat ditawarkan adalah TNTN dapat mengambil kebijakan bertahan dari pemodal kebun sawit untuk menanamkan investasinya di kawasan TNTN dan mengambil tindakan mitigasi dampak dari LSM dan BPN yang berbeda perspektifnya. Masyarakat setempat dan masyarakat pendatang mempunyai potensi tinggi namun mempunyai kekuasaan rendah. Pihak TNTN dapat meningkatkan kapasitas mereka untuk mengelola taman nasional.