BIMBINGAN KONSELING PADA LANSIA POST POWER SYNDROME (STUDI KASUS 3 ORANG) DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (LKS) WELAS ASIH YAYASAN SINAR JATI LAMPUNG
Main Author: | Wulandari, Dwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.radenintan.ac.id/5091/1/DWI%20WULANDARI.pdf http://repository.radenintan.ac.id/5091/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan karena dilatarbelakangi oleh kehidupan lansia yang tinggal dipanti jompo. Semakin lanjut usia seseorang maka semakin banyak mengalami penurunan baik secara fisik maupun psikologis. Seorang yang sudah lanjut usia sangat mengharapkan kehidupan yang tentram, damai, dan sejahtera. Begitupan dengan lansia yang tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Welas Asih Yayasan Sinar Jati Lampung. Akan tetapi masih banyak lansia yang belum bisa menerima kondisi dirinya saat ini. Lansia masih saja hidup dengan bayang-bayang kejayaan masa lalunya atau biasa disebut dengan Post Power Syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode bimbingan konseling yang dilakukan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Welas Asih Yayasan Sinar Jati Lampung dalam mendampingi lansia yang mengalami Post Power Syndrome. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Bapak Mujiadi selaku konselor dan bapak Adi Wibowo selaku koordinator pendamping Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Welas Asih. serta tiga klien yang mengalami Post Power Syndrome yaitu mbah RM, mbah AD, mbah TK. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah metode bimbingan konseling yang digunakan dalam mendampingi lansia Post Power Syndrome. Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian bahwa metode bimbingan konseling yang digunakan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Welas Asih Yayasan Sinar Jati Lampung dalam mendampingi lansia adalah dengan metode langsung dengan teknik individual dan teknik kelompok dengan pendekatan Rational Emotive Therapy (RET) yang melalui beberapa tahapan dalam bimbingan konseling yaitu tahap awal, tahap pertengahan dan tahap akhir. Teknik individual dengan menggunakan konseling individu sedangkan teknik kelompok dengan menggunakan metode ceramah dan pendekatan Rational Emotive Therapy (RET) dengan tujuan untuk membuka ketidaklogisan cara berfikir klien untuk mencapai realisasi diri yang optimal.