Modal Sosial masyarakat Betawi di Cagar Budaya Setu babakan Jakarta Selatan dalam Pelestarian Budaya Betawi

Main Authors: AHMAD, Zaky ( Pembimbing ), SUKIYANTO
Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: Fak. Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi , 1439
Subjects:
Online Access: http://opac.fidkom.uinjkt.ac.id//index.php?p=show_detail&id=8870
Daftar Isi:
  • SukiyantoMODAL SOSIAL MASYARAKAT BETAWI DI CAGAR BUDAYA SETU BABAKAN JAKARTA SELATAN DALAM PELESTARIAN BUDAYA BETAWIPertumbuhan wilayah urban yang sangat heterogen mengalami permasalahan dengan tergerusnya lingkungan kebudayaan masyarakat lokal di wilayah urban. Permasalahan tersebut menjadi isu penting dalam penataan wilayah di Indonesia, terkhusus DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan yang mengalami perkembangan segala bidang. Penetapan Setu Babakan sebagai Cagar Budaya Betawi oleh pemerintah DKI Jakarta merupakan salah satu respon akan terpinggirkannya masyarakat Betawi, sebagai masyarakat lokal. Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan memiliki tujuan dalam melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat Betawi, selain itu juga terdapat tiga destinasi wisata yang dapat dinikmati oleh masyarakat dan memberikan manfaat kepada masyarakat lokal. Sehingga dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi dibutuhkan peran serta pelbagai elemen masyarakat sebagai satu kesatuan yang akan menjadi kekuatan masyarakat Setu Babakan.Dalam penelitian ini ingin menganalisa bagaimana peran modal sosial dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi di Cagar Budaya Setu Babakan. Dengan pendekatan penelitian kualitatif, penelitian ini akan mencoba mendeskripsikan peran konsep Kepercayaan, Jaringan, dan Norma sebagai modal sosial dalam melestarikan budaya Betawi di Cagar Budaya Setu Babakan, serta melihat manfaat dari Cagar Budaya Setu Babakan.Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, terlihat bahwa Modal Sosial melalui konsep Kepercayaan, Jaringan, dan Norma memiliki peran penting dalam menyatukan masyarakat Betawi dan melestarikan budaya Betawi, serta telah memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar Setu Babakan. Ketiga konsep dalam memahami modal sosial tersebut memiliki hubungan yang berkesinambungan. Konsep Kepercayaan menjadi kekuatan yang menyatukan antar individu dan kelompok masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan bersama serta acara rutin yang menunjukkan eksistensi budaya Betawi. Selanjutnya konsep Jaringan sebagai ikatan atau simpul yang menjadi satu kesatuan dalam mengakomodir kepentingan bersama, serta bekerja sama dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi. Konsep Norma atau aturan yang berlandaskan nilai-nilai budaya Betawi menjadi landasan dalam mengatur dinamika kehidupan masyarakat Setu Babakan dan Cagar Budaya Setu Babakan, hal tersebut juga dibutuhkan payung hukum terkait peraturan pengelolaan Cagar Budaya yang menjadi wacana dan saran bagi Pemerintah DKI Jakarta.
  • 75 hlm.