PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG WIJAYA KUSUMA RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Main Author: MUZDALIFAH, LIKHA
Format: Undergraduate Thesis PeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: UNKNOWN , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unusa.ac.id/6032/1/KT-NS-190081_abstract.pdf
http://repository.unusa.ac.id/6032/
http://digilib.unusa.ac.id/data_pustaka-23241.html
Daftar Isi:
  • Pasien dengan perilaku kekerasan sulit untuk mengendalikan emosi jika tidak ditindak lanjuti maka akan melukai seseorang secara fisik maupun psikologis, marah tidak memiliki tujuan khusus, tapi lebih merujuk pada suatu perasaan– perasaan tertentu yang biasanya disebut dengan perasaan marah. Perilaku kekerasan jika tidak segera ditangani maka akan berdampak pada lingkungan dan diri sendiri yang dapat melukai diri sendiri ataupun orang lain seperti marah - marah tidak jelas karena tidak bisa mengungkapkan perasaannya, memukul, dan membanting barang, untuk itu terapi yang digunakan pada pasien perilaku kekerasan yaitu komunikasi terapeutik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan terapi komunikasi terapeutik dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan di Ruang Wijaya Kusuma Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Desain penelitian menggunakan studi kasus dilakukan pada satu pasien yaitu Ny. K dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan. Studi kasus ini dilakukan selama 12 hari dan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan penerapan komunikasi terapeutik. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dan disajikan dalam bentuk naratif. Hasil penelitian selama diberikan tindakan keperawatan menunjukkan bahwa setelah dilakukan penerapan komunikasi terapeutik pada klien gangguan jiwa dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan didapatkan hasil pasien mampu menurunkan tingkat emosional. Simpulan dari studi kasus komunikasi terapeutik pada perilaku kekerasan yaitu pasien mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Saran untuk tenaga kesehatan agar mampu untuk melakukan pendekatan lebih efektif terhadap pasien dan melakukan intervensi tambahan seperti komunikasi terapeutik, terapi aktivitas kelompok, penerapan jadwal kegiatan harian dan minum obat secara teratur agar mempercepat kesembuhan pasien.