Daftar Isi:
  • Remaja putri yang mampu menjaga kebersihan vagina saat menstruasi tidak akan mengalami pruritus vulva. Namun kenyataannya, masih banyak remaja yang mengalami pruritus vulva, teruma pada remaja yang berada di lingkungan pondok pesantren. Salah satu penyebab kejadian pruritus vulva karena padatnya jadwal kegiatan sekolah dan kegiatan pondok pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan frekuensi pemakaian pembalut saat menstruasi dengan kejadian pruritus vulva. Jenis penelitian yaitu analitik dengan desain cross sectional. Populasi seluruh santriwati SMA Al-Furqon pondok pesantren Al-Furqon Driyorejo Gresik, sampel sebanyak 57 orang yang ditentukan secara probability sampling, menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan hasil < ɑ 0,05. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar (63,2%) tidak sering mengganti pembalut, sebagian besar (56,1%) mengalami pruritus vulva kategori sedang. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai ρ = 0,000 < ɑ 0,05 berarti H0 di tolak artinya ada hubungan frekuensi pemakaian pembalut saat menstruasi dengan kejadian pruritus vulva. Semakin sering mengganti pembalut saat menstruasi maka akan menurunkan kejadian pruritus vulva, disarankan bagi wanita untuk sering mengganti pembalut saat menstruasi sehingga mencegah pruritus vulva.