Uji Ketahanan Penyakit Layu Bakteri Secara In Vitro dan Uji Daya Hasil Genotipe Kentang IPB

Main Authors: Rahmawati, Rika Sri, Syukur, Muhamad, Maharijaya, Awang
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia , 2021
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalagronomi/article/view/35639
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalagronomi/article/view/35639/22161
Daftar Isi:
  • The consumption of potatoes in Indonesia continues to increase, but not entirely produced within the country. This is because the national potato productivity is still low due to non-adaptive imported cultivars. Breeding cultivars with high yield potential and resistance to bacterial wilt disease is an attempt to increase potato production. This study aimed to determine the level of resistance to bacterial wilt disease in vitro and the yield potential of IPB potato genotypes. The research was carried out in the laboratory of the Center for Tropical Horticulture Studies (PKHT) IPB for disease resistance test and Pangalengan, Bandung Regency for the yield test from January to June 2018. A total of seven test genotypes consisting of PKHT 4, PKHT 6, PKHT 9, PKHT 10, PKHT 12, Intan, and Medians, and two control namely Atlantik and Granola were used in this study. In vitro method by cutting inoculation method on plantlets was used followed by monitoring the incubation period, disease incidence rate, and degree of resistance. The yield test was carried out by comparing plant growth and tuber production in the field. The results showed that PKHT 4 and PKHT 9 genotypes were moderately resistant; better than Atlantic and Granola as check cultivars. The yield test showed that two genotypes had high yield potential, namely PKHT 6 (38.91 ton ha-1) and PKHT 10 (28.75 ton ha-1) exceeding Atlantik and Granola as checks. Keywords: cultivar, productivity, Ralstonia solanacearum, in vitro selection, Solanum tuberosum
  • Konsumsi kentang di Indonesia terus meningkat namun belum sepenuhnya diperoleh dari dalam negeri. Hal ini disebabkan produktivitas kentang nasional masih rendah akibat kultivar impor yang tidak adaptif. Perakitan kultivar yang berpotensi hasil tinggi dan tahan penyakit layu bakteri merupakan upaya untuk meningkatkan produksi kentang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan penyakit layu bakteri secara in vitro dan potensi hasil genotipe kentang IPB. Penelitian dilakukan di laboratorium Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB untuk uji ketahanan penyakit dan di lahan pertanaman kentang milik petani di Pangalengan, Kabupaten Bandung untuk uji daya hasil pada bulan Januari sampai Juni 2018. Sebanyak tujuh genotipe uji yang terdiri dari terdiri dari PKHT 4, PKHT 6, PKHT 9, PKHT 10, PKHT 12, Intan, dan Medians, serta dua pembanding yaitu Atlantik dan Granola digunakan dalam penelitian ini. Uji ketahanan penyakit layu menggunakan metode in vitro dengan cara menginokulasi plantlet dengan metode gunting pucuk dilanjutkan dengan mengamati periode inkubasi, tingkat kejadian penyakit dan derajat ketahanan. Adapun uji daya hasil dilakukan dengan cara membandingkan pertumbuhan tanaman dan produksi umbi di lapangan. Hasil uji ketahanan menunjukkan genotipe PKHT 4 dan PKHT 9 mempunyai tingkat ketahanan, yaitu agak tahan, yang lebih baik dibandingkan Atlantik dan Granola sebagai kultivar pembanding. Uji daya hasil menunjukkan terdapat dua genotipe yang memiliki potensi hasil tinggi yaitu PKHT 6 (38.91 ton ha-1) PKHT 10 (28.75 ton ha-1) yang melebihi Atlantik dan Granola sebagai pembanding. Kata kunci: kultivar, produktivitas, Ralstonia solanacearum, seleksi in vitro, Solanum tuberosum