STUDI KOMUNIKASI HUMANIS PEREMPUAN DALAM MENGENALKAN TRADISI NGEMBLOK DI DESA LODAN KECAMATAN SARANG

Main Authors: mukoyimah, mukoyimah; IAIN Pekalongan, Hermawan, Ambar
Other Authors: komunikasi, budaya, dan Keperempuanan
Format: Article info Document application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: IAIN Syekh Nurjati Cirebon , 2021
Subjects:
Online Access: https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/orasi/article/view/8947
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/orasi/article/view/8947/4189
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/orasi/article/downloadSuppFile/8947/2143
Daftar Isi:
  • Menjadi perempuan di era modern dan tetap teguh melestarikan tradisi ngemblok bukanlah hal yang mudah. Sebab inilah penulis melakukan penelitian di Desa Lodan Kecamatan Sarang dengan tujuan untuk mengetahui komunikasi para perempuan dalam mengenalkan budayanya kepada masyarakat luas dan publik. Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif lapangan dengan pendekatan historis, hal ini bertujuan untuk menggali informasi dari struktur sejarah baik makna dan praktiknya. Sedangkan dalam penggalian datanya penulis menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi agar data yang diperoleh dapat dengan baik di analisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun hasil penelitian penulis ialah bahwa perempuan di Desa Lodan Kecamatan Sarang terlebih dahulu sudah hidup dilingkungan Lodan sejak kecil sehingga mengenal tradisi ngemblok pun sudah dari usia dini, lalu dipupuk oleh interaksi-interaski baik tu dalam keluarga ini maupun lingkungan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh perempuan baik di dalam maupun di luar Desa Lodan, berakar dari sisi makna dalam setiap praktik di tradisi ngemblok. Makna tersebut menunjukkan bahwa diri seorang perempuan sangat terjaga maarwahnya bukan justru merendahkan. Sehingga para perempuan di Desa Lodan juga memberikan pemahaman kepada masyarakat luar sesuai dengan pemahaman makna tradisi ngemblok yang telah diperolehnya. Para perempuan di Desa Lodan melakukan komunikasi ialah interpersonal dan antarpersonal dan tidak bersifat memaksa. Tetapi lebih menekankan pemahaman komunikator atas makna dalam praktik tradisi ngemblok.