Uji In Vitro Air Rebusan Daun dan Batang Porang (Amorphophallus sp.) Terhadap Pyricularia oryzae Penyebab Penyakit Blas pada Tanaman Padi

Main Authors: Suganda, Tarkus, Wahda, Sofia Kholifatu
Format: Article info Eksperimental application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran , 2021
Subjects:
Online Access: http://jurnal.unpad.ac.id/agrikultura/article/view/34007
http://jurnal.unpad.ac.id/agrikultura/article/view/34007/15998
http://jurnal.unpad.ac.id/agrikultura/article/downloadSuppFile/34007/8183
Daftar Isi:
  • Penyakit blas (Pyricularia oryzae) merupakan faktor pembatas utama produksi padi di seluruh areal pertanaman padi di dunia. Pestisida nabati dieksplorasi sebagai salah satu alternatif pengendalian untuk mengurangi dampak negatif fungisida yang selama ini digunakan secara intensif. Berbagai jenis tanaman telah diketahui dapat digunakan sebagai pestisida nabati terhadap penyakit blas namun tanaman porang (Amorphophallus sp.) yang diketahui memiliki kandungan senyawa antijamur dan antibakteri serta telah banyak digunakan sebagai obat untuk penyakit manusia belum pernah diujicoba terhadap P. oryzae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh air rebusan daun dan batang porang dalam menghambat pertumbuhan koloni dan perkecambahan jamur P. oryzae secara in vitro. Percobaan dilakukan di Laboratorium Fitopatologi, Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman dan Laboratorium Pestisida dan Toksikologi Lingkungan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran di Jatinangor pada bulan Januari 2021 sampai Maret 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol (0%), ekstrak air rebusan daun dan batang porang dengan konsentrasi masing-masing 3%; 4%; 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan daun dan batang porang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan koloni P. oryzae dengan penghambatan tertinggi sebesar 30,6% oleh air rebusan batang konsentrasi 5%. Penghambatan tertinggi terhadap perkecambahan konidia, yaitu sebesar 60,6% diperlihatkan juga oleh perlakuan air rebusan batang porang 5%.