PENGARUH PERBANDINGAN CAMPURAN PELARUT N-HEKSANA- ETANOL TERHADAP KANDUNGAN SITRONELAL HASIL EKSTRAKSI SERAI WANGI (Cymbopogon nardus)

Main Authors: Yulvianti, Meri; Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Sari, Rosianah Meida; Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Amaliah, Efa Rujatul; Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Format: Article info application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: JURNAL INTEGRASI PROSES , 2014
Subjects:
Online Access: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip/article/view/31
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip/article/view/31/20
Daftar Isi:
  • Sitronelal adalah cairan tak berwarna, dengan bau menyegarkan dan mempunyai sifat racun dehidrasi (desiccant). Racun tersebut merupakan racun kontak yang dapat mengakibatkan kematian karena kehilangan cairan terus- menerus. Serangga yang terkena racun ini akan mati karena kekurangan cairan. Kualitas minyak sereh wangi ditentukan oleh komponen utama di dalamnya yaitu kandungan sitronelal. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan volume campuran pelarut n-heksana-etanol yang terbaik terhadap kandungan sitronelal dalam minyak serai wangi. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari dua tahap, tahap pertama yaitu dengan mengekstraksi serai wangi (batang, daun) sebanyak 10 gram, dengan menggunakan campuran pelarut n-heksana-etanol (1:1, 1:4, 2:3, 3:2, 4:1) selama 4 jam pada suhu 78-80oC, dari proses ekstraksi dihasilkan minyak serai yang masih bercampur dengan pelarut. Tahap selanjutnya yaitu tahap pemurnian dengan proses destilasi untuk memisahkan minyak serai dari campuran pelarut, proses destilasi dilakukan selama 2 jam pada suhu 78-80oC, dari tahap ini akan dihasilkan ekstrak minyak serai. Selanjutnya minyak serai yang dihasilkan dianalisa dengan menggunakan GC-MS untuk mengetahui kadar sitronelal yang dihasilkan dari setiap perbandingan. Dari hasil penelitian dan analisa yang didapatkan kadar sitronelal terbesar yaitu 27,3% pada perbandingan volume pelarut 3:2 untuk bagian batang dan 10,9% pada perbandingan volume pelarut 4:1 untuk bagian daun.