Living Sunnah Jama’ah Al-Syahadatain (Studi Kasus di Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul Kuningan)
Main Authors: | Istifadah, Istifadah, Muthi'ah, Anisatun, Hasyim, Ahmad Faqih |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
, 2016
|
Online Access: |
http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/diya/article/view/1162 http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/diya/article/view/1162/808 http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/diya/article/downloadSuppFile/1162/105 |
Daftar Isi:
- Sunnah yang hidup (living sunnah) berarti kebiasaan atau prilaku yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari, sedangkan sunah yang mati adalah kebiasaan yang tidak bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian sunah yang hidup identik dengan ijma kaum muslimin yang di dalamnya termasuk para ulama generasi awal. Jadi sunah yang hidup adalah sunah nabi ditafsirkan oleh para ulama, penguasa, hakim dan masyarakat sesuai dengan situasi yang mereka hadapi.Living Sunnah dipraktikkan di pondok pesantren Nurul Huda Munjul. Praktek ini kurang mendapat pemahaman positif oleh masyarakat sekitar, untuk itu peneliti tertarik untuk menggali informasi dari Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul Astanajapura Cirebon. Tulisan ini untuk menjelaskan living sunnah, doktrin dan hal yang mendasari komunitas Pondok Pesantren Nurul Huda dengan metode deskriptif kualitatif dan interpretasi data. Living sunah di Munjul menggunakan tradisi lisan dan tradisi praktik. Seperti wiridan dan pakaian putih. Kata kunci: living sunnah, pondok pesantren.