NILAI-NILAI MODERASI ISLAM PERSPEKTIF WAHBAH AL-ZUHAYLI DALAM TAFSIR AL-MUNIR

Main Author: Saumantri, Theguh; IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: IAIN Syekh Nurjati Cirebon , 2022
Subjects:
Online Access: https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/diya/article/view/10032
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/diya/article/view/10032/pdf_07
Daftar Isi:
  • Al-Qur'an as a guide for man has a function for all human beings, both in human relationship with God, man with man and man with nature. Al-Qur'an describes the life of society, which in social life must have complex problems. Therefore, Al-Qur'an always requires humans to think about finding solutions to all problems including problems related to social relations. One of the discussions about social relations in society is moderation. Tafsir Al-Munir has an interpretation that has a fiqh pattern, but besides that, this interpretation is also classified as an interpretation with a literary and culture community (al-adab al-ijtima’i), a pattern that discusses the polemics of social life where the answers and solutions are contained in the verses of Al-Qur’an.This study used two methods. In terms of literature studies, research uses literature research methods (library research). Meanwhile, in terms of interpretation, this study uses thematic interpretation method. The results of the study obtained from this study explain that Wahbah al-Zuhayli one of the great scholars in the field of tafsir gave his view that moderation is a belief, attitude, behavior of order, muamalah and balanced morality. Islam is a moderate religion, not excessive in everything, not excessive in terms of religion, not extreme beliefs and not extreme behavior, not arrogant and always meek to others.Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia memiliki fungsi bagi seluruh manusia, baik dalam hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam raya. Al-Qur’an juga menjelaskan tentang kehidupan bermasyarakat, yang mana dalam kehidupan sosial pastilah mempunyai problem yang kompleks. Oleh karena itu Al-Qur’an selalu menuntut manusia untuk berpikir mencari solusi dari segala masalah termasuk masalah yang menyangkut hubungan bersosial. Salah satu pembahasan tentang hubungan sosial dalam bermasyarakat yaitu moderasi. Tafsir Al-Munir memiliki tafsir yang bercorak fiqih, tapi selain itu tafsir ini juga tergolong tafsir yang bercorak sastra dan budaya kemasyarakatan (al-adab al-ijtima’i), corak yang membahas tentang polemik-polemik kehidupan bersosial yang mana jawaban dan solusinya terdapat dalam ayat Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan dua metode. Dari segi kajian literature, penelitian menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Sedangkan dari segi penafsiran, penelitian ini menggunakan metode tafsir tematik. Hasil penelitian yang didapat dari kajian ini menjelaskan bahwa Wahbah al-Zuhayli salah satu ulama tokoh ulama besar dalam bidang tafsir memberikan pandangannya bahwa moderasi merupakan keyakinan, sikap, perilaku tatanan, muamalah serta moralitas yang seimbang. Islam adalah agama yang moderat, tidak berlebihan dalam segala hal, tidak berlebihan dalam hal agama, tidak ekstrim keyakinan dan tidak ekstrim perilaku, tidak angkuh dan selalu lemah lembut kepada sesama.