PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TENTANG VULVA HYGIENE TERHADAP PERILAKU VULVA HYGIENE PADA REMAJA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KASIHAN
Main Author: | RAHAYU, Anita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://opac.unisayogya.ac.id/2023/1/naskah%20publikasi-pdf.pdf http://opac.unisayogya.ac.id/2023/ http://lib.unisayogya.ac.id |
Daftar Isi:
- INTISARI Latar Belakang: Vulva hygiene adalah membersihkan alat kelamin wanita bagian luar dan sekitarnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Kasihan menunjukkan bahwa dari 10 (100%) siswi tersebut mempunyai pengetahuan yang kurang tentang vulva hygiene, 4 (40%) siswi pernah mengalami keputihan dan 6 (60%) siswi tersebut mempunyai perilaku vulva hygiene yang kurang. Akibat dari perilaku yang salah dalam menjaga dan merawat kebersihan alat kelamin ini menimbulkan masalah seperti iritasi, alergi, infeksi, keputihan hingga infertilitas. Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan peer group tentang vulva hygiene terhadap perilaku vulva hygiene pada remaja kelas VIII di SMP Negeri 1 Kasihan. Metode Penelitian: Metode penelitian pre eksperiment dengan one group pretest-posttest. Variabel bebasnya pendidikan kesehatan peer group dan variabel terikatnya perilaku vulva hygiene. Responden penelitian terdiri dari 65 orang diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tentang perilaku vulva hygiene dengan uji paired t-test menggunakan taraf signifikan 0,05. Hasil Penelitian: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan peer group tentang vulva hygiene terhadap perilaku vulva hygiene pada remaja kelas VIII di SMP Negeri 1 Kasihan dengan nilai signifikansi (p) 0,000<0,05. Kesimpulan: Ada pengaruh yang bermakna pendidikan kesehatan peer group tentang vulva hygiene terhadap perilaku vulva hygiene pada remaja kelas VIII di SMP Negeri 1 Kasihan. Saran: Remaja untuk terus meningkatkan perilaku vulva hygiene dengan mengurangi penggunaan celana jeans ketat, mengurangi penggunaan sabun kewanitaan atau produk feminime hygiene lainnya, dan mengganti celana dalam yang telah lembab.