Optimasilisasi Waktu Fermentasi, Kadar Air dan Konsentrasi Cu2+ pada Produksi Lakase Trichoderma asperellum LBKURCC1 Secara Fermentasi Padat Batang Padi dalam Reaktor Labu

Main Authors: Sellyna, Novia, Miranti, Miranti, Nurulita, Yuana, Saputra, Edy, Utama, Panca Setia, Nugroho, Titania Tjandrawati
Other Authors: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Repulik Indonesia
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: ind
Terbitan: Departemen Kimia , 2020
Subjects:
Online Access: http://jurnal.unpad.ac.id/jcena/article/view/26730
http://jurnal.unpad.ac.id/jcena/article/view/26730/13652
Daftar Isi:
  • Trichoderma asperellum LBKURCC1 adalah galur Trichoderma yang diisolasi dari tanah perkebunan cokelat di Riau yang mampu memproduksi lakase. Lakase merupakan enzim ligninolitik yang dapat mendegradasi lignin, sekaligus mengoksidasi senyawa fenol. Penelitian ini bertujuan mengoptimasi produksi lakase T. asperellum LBKURCC1 secara fermentasi padat (SSF) menggunakan batang padi sebagai penginduksi lakase, di dalam reaktor labu sederhana. Optimasi parameter fermentasi (waktu fermentasi, kadar air dan konsentrasi Cu2+)dilakukan menggunakan Central Composite Design (CCD) dengan Response Surface Methodology (RSM). Hasil ANOVA menunjukkan bahwa model quadratik dipilih, dengan persamaan regresi Y= 64,19 - 6,71 X1 + 6,93 X2 - 15,65 X1*X1 - 7,11 X2*X2 - 15,40 X3*X3. Waktu fermentasi, kadar air dan konsentrasi Cu2+ sebagai CuSO4.7H2O ditemukan memiliki efek signifikan (p-value<0,05) terhadap aktivitas lakase yang diproduksi. Kondisi optimal untuk produksi lakase dengan penginduksi batang padi, secara SSF dalam reaktor labu, adalah 7 hari fermentasi, kadar air 67% dan konsentrasi CuSO4.7H2O 0,046 g/L. Aktivitas lakase yang diperoleh pada kondisi optimum adalah 65,3±0,7 mU per gram batang padi. Meskipun hanya meningkatkan aktivitas lakase 2% dari aktivitas pada center point, kondisi optimum tetap membuat proses menjadi lebih ekonomis dan efisien, karena memperpendek waktu produksi dari 8 hari menjadi 7 hari, dan mengurangi konsentrasi penambahan Cu2+.