PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA DI DESA PATUANAN KECAMATAN LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA
Main Author: | Lilik Latifah, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.syekhnurjati.ac.id/9830/1/AWALAN%20DLL.pdf http://repository.syekhnurjati.ac.id/9830/2/BAB%20I.pdf http://repository.syekhnurjati.ac.id/9830/3/BAB%20V.pdf http://repository.syekhnurjati.ac.id/9830/4/DAPUS.pdf http://repository.syekhnurjati.ac.id/9830/ http://web.syekhnurjati.ac.id |
Daftar Isi:
- Melihat kondisi dan keadaan masyarakat Desa Patuanan beberapa pasangan orang tua memiliki anak dengan kondisi keterbelakangan mental atau tunagrahita. Tingkat pendidikan yang cukup rendah menyebabkan pengetahuan mengenai peran orang tua terhadap anak cukup minim, sehingga beberapa orang tua yang memiliki anak tunagrahita memperlakukan anaknya layaknya anak normal, hal ini terlihat pada kemandirian yang dimiliki anak tunagrahita bereda�beda, oleh karena itu peran orang tua dalam mebangun kemandirian anak tunagrahita sangat penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum orang tua dalam melaksanakan perannya terhadap anak di Desa Patuanan, mengidentifikasi bentuk-bentuk kemandirian yang harus dimiliki oleh anak tunagrahita, serta menganalisis peran orang tua dalam membangun kemandirian anak tunagrahita. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan model penelitian studi kasus. Metode pengambilan data dilakukan dengan wawancara, dan dilengkapi dengan data sekunder yang berasal dari buku, jurnal, dan sumber lainnya. Hasil penelitian menemukan fakta bahwa secara gambaran umum orang tua sudah mengetahui arti peran dan dapat menyebutkan macam-macam peran. Anak tunagrahita di Desa Patuanan sudah dapat membangun kemandiriannya, salah satunya dapat memenuhi kebutuhan hidup personalnya seperti menjaga kebersihan badan, berpakaian, makan/minum, dan menolong diri secara mandiri. Orang tua berperan memberikan pendidikan, teladan, pendorong, teman, pengawasan, dan konselor yang baik dalam membangun kemandirian anak tunagrahita, agar tidak bergantung kepada orang lain.