TERKABULNYA DOA BAGI PEZIARAH DALAM TRADISI KLIWONAN (Studi Fenomenologi di Makam Mbah Muqoyyim Desa Tuk Karangsuwung Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon)

Main Author: LINA MARIYANAH,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.syekhnurjati.ac.id/7832/1/AWALAN%20DLL.pdf
http://repository.syekhnurjati.ac.id/7832/2/BAB%20I.pdf
http://repository.syekhnurjati.ac.id/7832/3/BAB%20V.pdf
http://repository.syekhnurjati.ac.id/7832/4/DAPUS.pdf
http://repository.syekhnurjati.ac.id/7832/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tradisi kliwonan di makam Mbah Muqoyyim yang berada di Desa Tuk Karangsuwung. Tradisi ini dilakukan setiap satu bulan sekali pada hari kamis malam Jum‟at Kliwon. Peziarah dalam tradisi kliwonan ini mempunyai berbagai macam tujuan, salah satunya adalah keyakinan terkabulnya doa. Bagi sebagian besar peziarah menganggap bahwa makam Mbah Muqoyyim ini dapat menjadi tempat terkabulnya doa, karena Mbah Muqoyyim yang dipandang sebagai orang yang suci dan „alim. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Menjelaskan sejarah tradisi kliwonan di makam Mbah Muqoyyim Desa Tuk Karangsuwung, Lemahabang, Cirebon; 2) Menjelaskan tujuan peziarah mengikuti tradisi kliwonan di makam Mbah Muqoyyim; 3) Mendeskripsikan terkabulnya doa bagi peziarah dalam tradisi kliwonan di makam Mbah Muqoyyim. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (field research) dengan pendekatan fenomenlogi. Adapun penelitian ini merujuk pada hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini antara lain, yang pertama; sejarah tradisi kliwonan di makam Mbah Muqoyyim merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengingat kebaikan atau jasa-jasa Mbah Muqoyyim, dengan berdoa meminta ampun agar kesalahannya diampuni Allah swt. Kedua; Tujuan peziarah dalam mengikuti tradisi kliwonan ini yakni: berdoa untuk Mbah Muqoyyim dan mengingat kematian, ada yang bertujuan untuk mencari keberkahan (ngalap barokah), kemananan dan keselamatan (tolak bala), ketenangan batin dan terkabulnya doa. Adapun yang Ketiga, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terkabulnya doa dalam tradisi kliwonan ini tak terlepas dari faktor-faktor yang diamalkan para peziarah dalam berdoa agar doanya segera terkabul, seperti: ikhlas, sabar dan tidak tergesa-gesa, bertaubat dan menjauhi maksiat, makan dan minum dari rezeki yang halal, berbaik sangka kepada Allah SWT serta kehadiran hati atau kesungguhan hati dalam berdoa. Di samping itu, terkabulnya doa juga pasti karena adanya usaha para peziarah dalam mewujudkan hajatnya.