Dimensi Spiritual Menurut Viktor Frankl & Imam Al-Ghazali (Sebuah Telaah Komparatif)
Main Author: | Septi Gumiandari, |
---|---|
Format: | Patent NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.syekhnurjati.ac.id/4373/1/HaKI_2021_Tesis.pdf http://repository.syekhnurjati.ac.id/4373/ |
Daftar Isi:
- Tesis ini berkenaan dengan studi komparatif antara pemikiran Viktor E. Frankl dan al-Ghazali mengenai Dimensi spiritual manusia. Gagasan pemikiran Frankl yang terakumulasi dalam Logoterapi, memandang adanya dimensi ruhani (spiritual) disamping dimensi raga (somatis) dan kejiwaan (psikis) manusia. Dimensi ruhani ini merupakan sumber aspirasi manusia untuk tampil secara bermakna, yang tidak dipersamakan dengan dimensi psikis. Sesuai dengan dengan ‘arti Logos’ yang dalam bahasa Yunani berarti meaning dan spirituality. Pemikiran Frankl ini secara eksistensial memiliki kesamaan dengan Pemikiran Imam al-Ghazali, yang sama-sama memandang manusia dengan pandangan optimistik dan positif, manusia yang dilengkapi dengan sejumlah potensi yang memungkinkannya menjadi manusia ideal, bahkan menjadi khalifah di bumi. Namun secara substansial, keduanya memiliki perbedaaan, misalnya term spiritual dalam perspektif Frankl, bukanlah ruh yang dimaksud dalam artian al-Ghazali, ruh yang yang suci dan sangat luhur. Begitu pula mengenai hakikat manusia, al-Ghazali melebihi pandangan Frankl. Al-Ghazali memandang manusia tidak hanya baik, namun fitrah kemanusian adalah suci dan beriman. Pandangan ini pada gilirannya menunjukan perbedaan-perbedaan lain; potensialitas manusia, implikasi teurapetik dan orientasi filsafat Frankl yang antroposentris. Sedang al-Ghazali yang menganut paham theosentris, memandang potensi yang dimiliki manusia adalah kepanjangan tangan Tuhan. Untuk itu, al-Ghazali lebih mengorientasikan implikasi teurapetiknya baik bagi kesehatan mental juga pada pencapaian puncak ekstase spiritual ke atas (Tuhan)