STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SALAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNA GRAHITA DI SLB NEGERI JEMBER

Main Author: Erlin Indaya Ningsih
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: P3M STISMU LUMAJANG , 2022
Subjects:
Online Access: http://ejournal.stismu.ac.id/ojs/index.php/sirajuddin/article/view/941
http://ejournal.stismu.ac.id/ojs/index.php/sirajuddin/article/view/941/419
Daftar Isi:
  • Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan negara seperti yang tertuang di dalam pembukaan UUD 1945. Hal tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan. Satu modal untuk mencapai banyak hal adalah pendidikan. Prof. H. Mahmud Yunus mengatakan bahwa pendidikan merupakan langkah untuk mempengaruhi seseorang agar penguasaan ilmu pengetahuan bertambah. Namun tidak hanya itu pendidikan diharapkan mampu meningkatkan akhlak seseorang juga. Pendidikan pada anak dan orang dewasa memiliki beberapa perbedaan di prosesnya. Namun sama-sama teratur dan sistematis. Pendidikan yang diberikan meliputi ilmu pengetahuan umum dan agama. Pendidikan agama wajib diberikan baik untuk anak yang normal ataupun berkebutuhan khusus. Tuna grahita bisa disebut dengan mental retardation. Dimana seorang yang berusia kurang dari 18 tahun mengalami kondisi yang mengakibatkan rendahnya intelegensi dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Maka penelitian ini mendeskripsikan mengenai strategi guru PAI selama proses pendidikan keagamaan khususnya dalam meningkatkan kemandirian salat anak berkebutuhan khusus tuna grahita. Menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan tiga metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti mendapatkan tiga informasi mengenai proses pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari beberapa poin. Lalu terkait tiga metode inti yang digunakan serta mengenai faktor pendukung dan penghambat guru PAI selama proses pembelajaran.
  • The expansion of digital and virtual systems, which is a hallmark of the fourth industrialrevolution, has contributed to the loss of authority over the educational landscape. As aresult, in this time and place, the religious character must be developed via education.Researchers are interested in undertaking a study named "The Relation of the 2013 Curriculumin Shaping Students' Reigius Character: Study of Barriers and Challenges of Islamic EducationTeachers in the Era of Industrial Revolution 4.0" as a result of the background informationprovided. The researcher conducted library research using a qualitative descriptive approachfor this study. This approach was used to replicate the data to support the researcher'sfindings. The findings of this study, which correspond to the fourth industrial revolution, havethe potential to improve daily living for people. However, both the good and bad effects ofthis revolution were profound. To reduce the hazards brought on by the revolution, theeducational sector must act quickly and appropriately. Religious character education is one ofthem; it seeks to encourage pupils to have excellent morals, character, and character. Boththe family and the school setting, which serves as the pupils' second home, may impart thischaracter education. In light of the 4.0 industrial revolution, it may be said that teaching pupilsreligious virtues are difficult for educators.