AMERTA 29 No. 1
Main Authors: | Djafar, Hasan, Inagurasi, Libra Hari, Intan, M. Fadhlan S, Noerwidi, Sofyan, Aziz, Fadhila Arifin |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Lainnya |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repositori.kemdikbud.go.id/1288/1/amerta29%281%29.PDF http://repositori.kemdikbud.go.id/1288/ |
Daftar Isi:
- PRASASTI BATUTULIS BOGOR 1 Hasan Djafar*) Abstrak. Makalah ini mengemukakan hasil pembacaan dan transliterasi prasasti Batutulis, yang merupakan salah satu peninggalan yang amat penting dari masa Kerajaan Sunda ketika beribukota di Pakuan-Pajajaran. Hasil pembacaan dan transliterasi yang ada masih belum memuaskan, beberapa bagian prasasti ini masih belum terbaca dengan jelas sehingga dapat menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda dan dapat menyebabkan ketidakpastian dalam uraian kesejarahannya. Keadaan yang demikian ini terutama disebabkan karena beberapa permasalahan paleografi. Dalam makalah ini dikemukakan transliterasi hasil pembacaan baru terhadap prasasti Batutulis dengan memperhatikan berbagai permasalahannya, terutama bentuk paleografinya. Hasil pembacaan barn ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang sebenamya seperti yang tertulis dan tersirat pada prasasti Batutulis. PROSPEK PENELITIAN ARKEOLOGI INDUSTRI DI INDONESIA: Sebuah Pemikiran Awai Libra Hari Inagurasi *) Abstrak. Tulisan ini merupakan pemikiran awal bertujuan untuk memperkenalkan kajian arkeologi industri (industrial archaeology) di Indonesia. Pertimbangannya ialah arkeologi industri telah lama di kenal di Eropa khususnya di Inggris tetapi di Indonesia merupakan sebuah hal yang baru. Indonesia memiliki peninggalan industri, namun selama ini penelitian arkeologi yang menaruh perhatian pada arkeologi industri belum dilakukan secara optimal. EKSPLORASI GEOARKEOLOGI GUA-GUA KARST AMAHAI, KABUPATEN MALUKU TENGAH, PROVINSI MALUKU M. Fadhlan S. Intan*) Abstrak. Penelitian di wilayah Amahai bertujuan untuk mengeksplorasi gua-gua hunian prasejarah, serta menindaklanjuti hasil penelitian Balai Arkeogi Ambon di Gua Tanah Merah yang termasuk wilayah administratifDesa Tamilaow, KecamatanAmahai, Kabupaten Maluku Tengah (Pulau Seram), Provinsi Maluku. Eksplorasi ini dilaksanakan di Bukit Paliya, sebuah perbukitan batugamping yang memanjang sejajar mengikuti bentuk Pulau Serarp.. Bentang alarnnya terdiri dari satuan morfologi dataran, satuan morfologi bergelombang lemah, dan satuan morfologi karst. Sungai yang mengalir berstadia Sungai Dewasa-Tua ( old-mature river stadium), dan kenampakan pola pengeringan dendritik, dan termasuk pada Sungai Periodik/Permanen. Berdasarkan hasil analisis petrologi, maka batuan penyusun wilayah Amahai adalah batugamping, batugamping terumbu, sekis, batusabak, dan aluvial. Eksplorasi gua-gua karst di wilayah Amahai menghasilkan sepuluh buah gua, dengan Gua Tanah Merah sebagai lokasi ekskavasi dengan membuka tiga buak kotak tespit. Pada umurnnya guagua yang ditemukan di wilayah ini merupakan gua lorong (berbentuk luweng) dan aliran sungai bawah tanah dengan luas ruang gua yang cukup memadai, dengan faktor kelembaban serta pH yang clikup baik, namun tidak ada tanda-tanda bekas hunian manusia. Dua di antaranya (Gua Akahi dan Gua Batu Meja) merupakan gua dengan omamen yang sangat indah serta sangat prospek untuk pengembangan pariwisata di wilayah ini. Awai Kolonisasi Austronesia di Tenggara Pulau Jawa: Perspektif Situs Kendenglembu1 Sofwan Noerwidi dan Priyatno Hadi Sulistyarto*) Abstrak. Sampai saat ini, penjelasan yang paling luas diterima bagi kasus penyebaran masyarakat penutur babasa Austronesia adalab Blust-Bellwood model yang merupakan kolaborasi antara data linguistik bistoris dan arkeologi. Berdasarkan bukti linguistik, Robert Blust (1985) mengajukan hipotesis babwa masyarakat penutur sub-kelompok babasa Jawa berasal dari suatu kelompok masyarakat di daerah Borneo bagian selatan, di sekitar muara Sungai Barito. Berdasarkan basil analisis linguistik dapat diketabui babwa proses terbentuknya proto babasa-babasa Jawa, Bali, Sasak dan Sumbawa Barat kemungkinan terjadi kira-kira pada 2.500 BP. Tulisan ini, akan membahas beberapa data hasil penelitian terbaru di Situs Kendenglembu, Banyuwangi serta implikasinya pada bipotesis awal kolonisasi Austronesia di Jawa bagian tenggara. Data arkeologis dari Situs Kendenglembu membuka peluang bagi bipotesis kolonisasi Austronesia di Jawa yang berasal dari Sulawesi Barat. Sedangkan, basil analisis pertanggalan AMS yang dibasilkan dari Situs Kendenglembu mengbasilkan kronologi yang lebib muda dari pada pertanggalan linguistik dengan metode glotokronologi.