Perbandingan Tingkat Kepositifan antara Pewarnaan Basil Tahan Asam Konvensional dengan Penambahan Bleach 1% Untuk Mendiagnosis Tuberkulosis pada Spesimen Sputum
Main Author: | Rafi’ Nawawi Mubarok |
---|---|
Other Authors: | Erike Anggraeni, Siti Nur Aisyah Jauharoh |
Format: | bachelorThesis |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta-FK
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/47029 |
Daftar Isi:
- Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia sampai saat ini. Salah satu cara untuk mendiagnosis tuberkulosis yaitu dengan cara mikroskopis dengan pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) yang menggunakan spesimen sputum. Metode pewarnaan yang menjadi standar metode di Indonesia yaitu dengan metode Ziehl-Neelsen. Bleach merupakan larutan desinfektan yang juga bermanfaat untuk mengencerkan sputum. Penelitian ini bertujuan membandingkan antara pewarnaan BTA konvensional dengan penambahan bleach 1%. Sejumlah 40 sampel sputum diambil dari pasien yang dicurigai menderita TB di Puskesmas Kali Baru, Bekasi dari bulan Februari 2018 sampai Juni 2018. Sputum akan dilakukan pewarnaan BTA konvensional dan dengan penambahan bleach 1%. Sampel yang telah dilakukan pewarnaan diamati dibawah mikroskop, dan jika ditemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis maka hasil akan dilaporkan sebagai hasil positif terdiagnosis TB dan jika tidak ditemukan maka hasil akan dilaporkan sebagai negatif. Hasilnya pada pewarnaan BTA konvensional terdapat 30 sampel yang positif dan 10 sampel yang negatif, sedangkan pada penambahan bleach 1% terdapat 38 sampel yang positif dan 2 sampel yang negatif. Jika dibandingkan maka penambahan bleach 1% mampu memperbaiki tingkat kepositifan dibandingkan dengan pewarnaan BTA konvensional (p<0,05). Selain itu, larutan bleach juga mempunyai manfaat lain yaitu dapat meningkatkan kejernihan lapang pandang.