Kajian ilmu Rasm Usmani mushaf standar Indonesia dan mushaf Madinah
Main Author: | Miga Mutiara |
---|---|
Other Authors: | Ahsin Sakho M. Syarifuddin |
Format: | bachelorThesis |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
Online Access: |
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/44134 |
Daftar Isi:
- Penulisan rasm dalam Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Madinah, keduanya menggunakan rasm usmani. Meski demikian, dalam penulisannya, terdapat perbedaan. Sehingga, tulisan ini hendak mengkaji kedua mushaf tersebut yang berfokus pada Qs. al-Baqarah dan mengacu pada dua mazhab rasm, yakni Abū ‘Amar al-Dānī dan Abū Dāwūd Sulaimān bin Najāh. Penelitian ini ingin menjawab “Bagaimana perbedaan antara rasm usmani pada Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Madinah?” dan “Apa saja faktor penyebab perbedaan antara rasm pada Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Madinah?” Penelitian ini menggunkan penelitian kualitatif. Langkah pertama yang penulis lakukan yaitu penelitian kepustakaan (library research). Serta penulis juga menggunakan internet research, untuk mencari bahan-bahan yang sulit didapatkan. Adapun metode yang penulis gunakan yaitu metode dokumentasi. Dokumentasi dalam penelitian ini dengan mencakup sumber-sumber tertulis mengenai sejarah Mushaf al-Qur’an Standar Indonesia dan Mushaf Madinah. Kemudian dokumen yang telah didapatkan dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan (sintesis) membentuk hasil kajian yang sistematis dan utuh. Kesimpulan dari penlitian ini, dibagi menjadi tiga kategori; Pertama, persamaan rasm dengan mengacu pada riwayat al-Dānī dan Abū Dāwūd terdapat 106 kata. Kedua, perbedaan rasm dengan mengacu pada riwayat al-Dānī dan Abū Dāwūd terdapat 134 kata. Ketiga, rasm mushaf yang tidak mengacu pada keduanya namun pada imam lainnya, yakni 3 kata dan ketiganya mengacu pada riwayat al-Balansī. Adapun faktor penyebab perbedaan pada Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Madinah, disebabkan perbedaan periwayatan ulama rasm pada masing-masing mushaf, yakni Abū ‘Amr al-Dānī dan Abū Dāwūd Sulaimān. Keduanya memiliki perbedaan dalam menetapkan huruf (iṡbat), dan membuang huruf (ḥażf). Dimana Abū ‘Amr al-Dānī yang cenderung menggunakan kaidah penetapan huruf alif (iṡbat alif), sedangkan Abū Dawūd lebih cenderung menggunakan membuang huruf alif (ḥażf alif).