Strategi pengelolaan risiko rantai pasok komoditas kentang di Kabupaten Bandung

Main Author: Inggit Riszia Pernanda
Other Authors: Akhmad Riyadi Wastra, Akhmad Mahbubi Mufti
Format: bachelorThesis
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Online Access: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/44015
Daftar Isi:
  • xi, 170 hal.; 24 cm.
  • Melemahnya pasokan kentang khususnya dari daerah sentra kentang di Kabupaten Bandung dapat diidentifikasi antara lain karena konversi lahan kentang, ketersediaan benih berkualitas terbatas, produktifitas kentang stagnan, sarana dan prasarana yang tidak memadai, lemahnya regulasi dan infrastruktur dan lain-lain, serta rantai pasok yang tidak terkendali akibat adanya kesenjangan informasi antara konsumen dan produsen menyebabkan distorsi pada aspek distribusi dan aksesibilitas kentang. Distorsi inilah memunculkan sejumlah persoalan tidak lancarnya pasokan kentang, tidak proporsionalnya pembagian risiko, nilai tambah dan keuntungan antar pelaku serta tidak efisiennya biaya sepanjang rantai pasok produk kentang. Terjadinya distorsi pada aspek distribusi kentang harus dikurangi dengan pengelolaan risiko disetiap tingkatan rantai pasok kentang. Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui diagram alur rantai pasok komoditas kentang di Kabupaten Bandung. (2) Mengidentifikasi risiko yang timbul dari rantai pasok komoditas kentang di Kabupaten Bandung. (3) Pengukuran risiko disetiap tingkatan rantai pasok. (4) Memetakan risiko yang terjadi. (5) pengelolaan risiko dari petani, pengumpul, dan distributor di Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan metode fish bone, Aproksimasi, Matriks Chart. Pada penelitian ini akan ditentukan pengelolaan risiko yaitu menghindari risiko, mengendalikan, mengalihkan, dan menerima risiko. Hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat 20 risiko per kejadian pada tingkat petani, 7 risiko per kejadian pada tingkat pengumpul dan 10 risiko per kejadian pada tingkat distributor. Berdasarkan pengukuran dengan metode aproksimasi diketahui nilai tertinggi terdapat di tingkat petani, kemudian distributor, dan terendah terdapat pada pengumpul. Berdasarkan pemetaan tingkat petani dan distributor terletak di kuadran I, sedangkan tingkat pengumpul terletak di kuadran IV. Berdasarkan prioritas pengelolaan, dilakukan cara menghindari risiko (avoid), mengendalikan risiko (mitigate), mengalihkan risiko (transfer), dan menerima risiko (keep),dilakukan maka diketahui terdapat 26 aksi mitigasi yang dapat direalisasikan untuk mereduksi penyebab risiko tersebut.