Eksistensi Tradisi Nyadran Di Dusun Terungtum, Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang

Main Author: Yusup Aminudin
Other Authors: Joharotul Jamilah
Format: bachelorThesis
Bahasa: ind
Terbitan: Jakarta : Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
Subjects:
Online Access: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/40694
Daftar Isi:
  • Skripsi ini berusaha menganalisis eksistensi tradisi Nyadran, berdasarkan teori perubahan sosial Gerhard Lenski di dusun Terungtum. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif jenis studi kasus. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah informan dua belas orang. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di dusun Terungtum, desa Patimban, kecamatan Pusakanegara, kabupaten Subang. Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan strategi yang digunakan sehingga tradisi Nyadran di dusun Terungtum masih bertahan sampai saat ini. peneliti menemukan bahwa terdapat nilai-nilai yang dijaga oleh masyarakat sehingga Nyadran menjadi agenda keberlanjutan untuk dijalankan. Masyarakat yang ada saat ini merupakan pewaris dari generasigenerasi sebelumnya. Mereka merasa bertanggung jawab untuk menjalankan dan melestarikan apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Nyadran juga merupakan tradisi tahunan di masyarakat dusun Terungtum. Nyadran dimaknai oleh masyarakat sebagai ritual agar mendapatkan keselamatan ketika mencari ikan di laut dan memperoleh rejeki yang berkah dan berlimpah. Selain itu juga Nyadran merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil ikan yang didapat selama ini. Dalam Nyadran juga terdapat hiburan yang masih mengandung unsur warisan nenek moyang seperti wayang kulit. Wayang kulit tidak hanya menjadi tontonan semata, melainkan sebagai tuntunan bagi masyarakat. Dalam perenungannya, pewayangan memiliki nilai pendidikan dan nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat Jawa.