PERANAN PITI TERHADAP ISLAMISASI DI INDONESIA
Main Author: | Moh. Muhyidin |
---|---|
Other Authors: | M. Ridwan Lubis |
Format: | bachelorThesis |
Bahasa: | ind |
Online Access: |
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/39376 |
Daftar Isi:
- Dalam norma politik, identitas etnis mendapatkan titik tekan yang dominan. Penggunaan istilah “Tionghoa Muslim” atau “Cina Muslim” lebih populer dibandingkan “Muslim Tionghoa” yang sempat familiar pada 1980-an. Namun dalam penggunaan istilah “Tionghoa” atau “Cina” masih banyak perbedaan pendapat baik di kalangan umum maupun di kalangan Tionghoa sendiri. Organisasi PITI sebagai saluran partisipasi Tionghoa Muslim mulai rutin mengadakan musyawarah nasional dan menggunakan kembali kedua kepanjangannya secara bersamaan. Isu politik Tionghoa Muslim pun merujuk pada isu-isu yang juga diangkat oleh Tionghoa lain seperti kesamaan hak, eliminasi diskriminasi, undang-undang kewarganegaraan, dan juga penegakan hukum. Sedangkan di tingkat lokal, Tionghoa Muslim masih sama dengan lainnya dalam hal hubungan konsensus dengan pihak Kesultanan. Dimensi budaya (tradisi) juga tampak titik tekan yang sama, yaitu dominannya identitas budaya etnis Tionghoa. Dengan dicabutnya pelarangan terhadap ekspresi kesenian dan tradisi Tionghoa, Tionghoa Muslim di Yogyakarta juga mulai ikut berekspresi, misalnya mulai ikut merayakan hari raya Imlek dengan cara-cara tertentu.