Hubungan antara indeks massa tubuh (imt) dengan kejadian andropause di lingkungan kerja uin syarif hidayatullah jakarta
Main Author: | Angga |
---|---|
Other Authors: | Ratna Pelawati, Jamaludin |
Format: | bachelorThesis |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/35957 |
Daftar Isi:
- lengkap
- Latar belakang: Andropause adalah suatu kondisi penurunan hormon testosteron pada laki-laki. Penurunan hormon testosteron tersebut terjadi secara perlahan-lahan yang diduga terjadi pada IMT berlebih. IMT berlebih erat kaitannya dengan peningkatan akumulasi lemak jaringan tubuh yang berhubungan dengan produksi hormon, termasuk hormon testosteron. Akumulasi lemak tersebut akan meningkatkan aromatisasi testosteron menjadi estrogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kejadian andropause. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah purpossive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 responden yaitu pria yang berusia 40 sampai 60 tahun yang bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dibagi dalam dua kategori, yaitu berat badan normal (IMT < 24,9 kg/m2) dan berat badan lebih (IMT ≥ 25,0 kg/m2). Pengumpuan data diperoleh dengan kuesioner ADAM test dan AMS test dan pengukuran langsung terhadap berat dan tinggi badan. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden, 24 orang memiliki IMT berlebih dan mengalami andropause 100% menurut ADAM test dan 96% menurut AMS test, dengan p value 0,05. Saran untuk perawat komunitas, diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan terkait penurutan berat badan berlebih agar mencegah terjadinya andropause lebih dini pada pria usia di bawah 40 tahun.